Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Atasi Kesenjangan Kapasitas Kesehatan Mengemuka di KTT G20

Kompas.com - 15/11/2022, 21:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah membuka mata bahwa ada kesenjangan nyata antara kapasitas kesehatan di negara maju dan berkembang.

Kondisi tersebut menyebabkan banyak negara mengalami kesulitan ketika menghadapi masalah darurat kesehatan.

Berkaca dari persoalan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara anggota G20 bekerja sama untuk mengatasi persoalan tersebut di sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua Bali, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Perkuat Aristektur Kesehatan Global, G20 Kumpulkan Dana Pandemi 1,4 Miliar Dollar AS

“Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan,” kata Jokowi di hadapan 17 pemimpin negara anggota G20, pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia, sampai Bank Dunia.

Pada forum KTT G20 yang menyoroti arsitektur kesehatan global tersebut, Jokowi menegaskan, negara maju perlu melibatkan negara berkembang untuk menjadi bagian dari solusi persoalan kesehatan.

“Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset," ujar Jokowi.

Ia menyebutkan, kesenjangan kapasitas kesehatan bisa ditekan jika negara maju dan para pemodal meningkatkan investasi di sektor kesehatan di negara berkembang, serta memperkuat kerja sama riset dengan negara berkembang.

"Kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas,” jelas Presiden.

Baca juga: 8 Kesepakatan Diplomasi Bilateral Bidang Kesehatan Indonesia di G20

Selain itu, Jokowi turut menyebutkan pentingnya perluasan trade-related aspects of intellectual property rights (TRIPS) Waiver, hubs (sentra), dan spokes (penghubung) pada semua solusi persoalan kesehatan.

Sebagai informasi, TRIPS Waiver adalah skema pemerataan vaksin yang diusulkan India dan Afrika Selatan dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization), pada 2 Oktober 2020.

Dua negara anggota G20 itu mendesak WTO untuk membebaskan kewajiban perlindungan hak atas kekayaan intelektual terkait pencegahan, kesiapsiagaan, dan pengobatan Covid-19. WTO pun telah sepakat dengan usulan TRIPS Waiver pada Juni 2022.

Sedangkan hubs (sentra) dan spokes (penghubung) adalah skema distribusi vaksin yang dimulai dari titik produksi, bandar udara sebagai sentra, sampai fasilitas pelayanan kesehatan terkecil di suatu negara.

Presiden ingin memanfaatkan momentum dan presidensi G20 untuk memperluas penerapan TRIPS Waiver tak hanya untuk Covid-19, tapi juga ancaman kesehatan lain di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menagih komitmen WHO untuk merealisasikan penguatan kapasitas hubs dan spokes negara-negara sebagai upaya penguatan arsitektur kesehatan global.

"Dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi Covid-19. Ini adalah perjalanan berharga untuk menyiapkan darurat kesehatan global. Never again (jangan terulang lagi) harus menjadi mantra kita bersama," pungkas Jokowi dalam sambutannya.

Baca juga: Pentingnya Pelibatan Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Dana Persiapan Pandemi G20


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau