KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa kenaikan berat badan dan perut buncit pada wanita berusia 40 tahun ke atas tidak hanya dikarenakan pola makan? Ya, pertambahan berat badan rupanya dapat terjadi akibat fluktuasi hormon jelang menopause.
Dikutip dari Everyday Health, kadar dan produksi hormon estrogen wanita ternyata dapat berkurang jelang menopause dan semakin sedikit pada saat pasca-menopause.
Saat estrogen berkurang, metabolisme seorang wanita pun menjadi lebih lambat sehingga mereka akan sulit menurunkan berat badan, terutama di bagian perut.
Baca juga: Selain Masalah Pencernaan, Ini 2 Penyebab Nyeri Perut Kiri Bawah
Lemak tidak hanya membuat perut buncit dan kurang menarik dipandang. Timbunan lemak di perut juga mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Menopause menunjukkan bahwa tumpukan lemak di perut membuat wanita lebih berisiko mengidap penyakit kardiovaskular.
Para wanita mungkin tidak dapat terhindar dari perubahan hormon akibat menopause, namun mereka dapat mengatasi timbunan lemak di perut dengan beberapa cara berikut:
Wanita paruh baya dianjurkan memadukan olahraga sedang dan berat untuk membakar lemak yang mengakibatkan kenaikan berat badan saat menopause.
Rutinitas olahraga sebaiknya mencakup latihan aerobik seperti berenang, joging, bersepeda, lari, serta latihan ketahanan.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan aktivitas aerobik minimal 150 menit per minggu.
Selain mengatasi timbunan lemak, aktivitas aerobik juga dapat meningkatkan kekuatan otot kaki, pinggul, punggung, perut, dada, bahu, dan lengan.
Semakin lama tubuh Anda bergerak, semakin banyak kalori yang dibakar oleh tubuh. Untuk itu, jangan terlalu sering duduk, sempatkan untuk berdiri atau jalan-jalan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Obesity menemukan bahwa duduk terlalu lama mengakibatkan penumpukan lemak di perut. Lemak juga dapat mengendap di sekitar hati yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Baca juga: 5 Penyebab Perut Buncit, Pantang Disepelekan
Karbohidrat terutama yang olahan seperti pasta dan roti adalah musuh wanita paruh baya. Diketahui, karbohidrat berubah menjadi gula dalam tubuh kita yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan berbagai penyakit.
Wanita paruh baya yang mulai memasuki masa perimenopause dianjurkan untuk membatasi konsumsi makanan berkarbohidrat atau melakukan diet rendah karbo.
Metabolisme wanita melambat di masa menopause. Menjaga porsi makanan dapat berperan penting dalam menjaga berat badan seimbang.
Selain itu, Anda juga perlu mengatur pola makan dengan baik. Batasi beli makanan di restoran dan mengolah sendiri makanan Anda. Anda juga dapat berkonsultasi dengan ahli gizi terkait menu dan waktu makan.
Lemak menambah rasa, membuat makanan terasa lebih enak, dan merupakan bagian dari pola makan yang sehat. Meski demikian, wanita paruh baya harus pandai-pandai dalam memilih sumber lemak.
Usahakan untuk memilih lemak nabati yang berasal dari buah zaitun dan kacang-kacangan, ketimbang dari hewani.
Namun, lemak nabati yang ditemukan pada buah alpukat memiliki jumlah kalori yang sama dengan es krim. Lemak nabati lain yang mengandung kalori tinggi yaitu kacang, sehingga Anda tetap dianjurkan untuk membatasi konsumsi makanan-makanan tersebut.
Baca juga: 7 Makanan Terburuk yang Menyebabkan Perut Bergelambir
Insomnia adalah gejala perimenopause yang sangat umum. Beberapa wanita bahkan bisa mengalami gangguan tidur ini selama 4-8 tahun.
Wanita yang kekurangan waktu tidur mungkin tampak lesu dan tidak bersemangat dalam menjalani aktivitas. Mereka pun lantas kurang berenergi untuk berolahraga.
Kurang tidur juga memengaruhi hormon lapar, ghrelin, dan leptin. Kondisi ini mengakibatkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.