Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gejala Kanker Ovarium dan Faktor Penyebabnya

Kompas.com - 05/12/2022, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kanker ovarium adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai para wanita.

Untuk itu, setiap wanita perlu mengetahui gejala kanker ovarium dan faktor penyebab masalah kesehatan ini.

Dokter spesialis onkologi dr. Oni Khonsa, Sp.OG, Subsp. Onk dari RSUP Persahatan menjelaskan, mengenali ciri-ciri kanker ovarium dan pemicunya bisa membantu deteksi dini penyakit berbahaya ini.

Baca juga: Gejala Awal Kanker Ovarium yang Kerap Tak Disadari

“Kebanyakan pasien datang terlambat. Angka yang datang lebih awal itu jauh dibandingkan dengan yang telat. Padahal, penanganan tepat di awal bisa mengurangi angka kematian,” jelas Oni lewat webinar AstraZeneca: Kampanye 10 Jari, dilansir dari Antara, Sabtu (3/12/2022).

Oni menyampaikan, ada empat gejala kanker ovarium dan enam faktor penyebab kanker ovarium yang perlu diketahui wanita.

Baca juga: Bisakah Kista Ovarium Berkembang Menjadi Kanker Ovarium?

Gejala kanker ovarium

Dr. Oni menyebutkan, terdapat empat ciri-ciri kanker ovarium yang kerap dirasakan penderitanya, antara lain:

  • Perut sering kembung
  • Nafsu makan berkurang
  • Sering kencing
  • Kerap nyeri panggul atau perut

Menurut Oni, kebanyakan gejala awal kanker ovarium tidak spesifik, sehingga penyakit ini jarang disadari pengidapnya.

Baca juga: 7 Gejala Kanker Ovarium, Wanita Perlu Waspada

Faktor penyebab kanker ovarium

Terdapat enam faktor penyebab kanker ovarium pada wanita, antara lain:

  • Pernah ada riwayat kista endometrium
  • Berasal dari keluarga atau keturunan penderita kanker ovarium atau payudara
  • Ada mutasi genetik di tubuh penderita
  • Tidak pernah melahirkan atau jumlah persalinan rendah
  • Gaya hidup tidak sehat
  • Pertambahan usia

"Kalau kita sudah punya salah satu dari enam faktor risikonya, terus ditambah ada gejala kanker ovarium, harus segera periksa meskipun tidak semua gejala itu pada akhirnya kanker ovarium," kata Oni.

Selain karena gejala kanker ovarium yang cenderung disadari di tahap akhir penyakit, menurut Oni, penyakit ini kerap terlambat ditangani karena tidak tidak seperti kanker serviks yang dapat terdeteksi lewat pemeriksaan papsmear rutin.

Baca juga: Makanan untuk Penderita Kanker Ovarium

Perlu diketahui juga, meskipun ada faktor pertambahan usia yang bisa meningkatkan peluang wanita terkena kanker ovarium, penyakit ini tidak hanya diderita wanita yang sudah menopause.

Menurut Oni, anak muda juga memiliki peluang yang sama terkena kanker ovarium, khususnya jika memiliki ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker.

"Kalau enggak ada tanda bukan berarti enggak melakukan pemeriksaan, yang muda belum tentu aman. Ketiga ada yang sedarah (terkena kanker), kita harus waspada," ujar dia.

Oni menyampaikan, deteksi dini kanker ovarium ketika segera direspons dengan perawatan medis yang tepat bisa meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan dan harapan hidup penderita.

Dia menyebutkan, 94 persen pasiennya bisa hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis penyakit ini.

"Di Indonesia itu enggak mau periksa karena takut ketahuan, padahal memang periksaan itu biar ketahuan. Kalau memeriksa sejak awak dampak-dampaknya juga akan rendah," ujar dr. Oni.

Untuk itu, dia mengingatkan agar setiap wanita tidak menyepelekan gejala kanker ovarium, terlebih jika memiliki lebih dari satu faktor penyebab kanker ovarium yang sudah dijabarkan di atas.

Baca juga: Cara Mengurangi Risiko Kanker Ovarium

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau