Riboflavin memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mata. Defisiensi riboflavin ini dapat meningkatkan risiko katarak.
Menurut penelitian, mengonsumsi riboflavin dapat menurunkan risiko katarak, terutama pada orang yang kurang gizi.
Selain itu, riboflavin sangat penting untuk sintesis niasin, yang meningkatkan kesehatan mata dan melindungi Anda dari katarak.
Baca juga: 12 Tanda-tanda Kekurangan Vitamin B1, Kejang sampai Gangguan Saraf
Homosistein, asam amino dalam darah Anda, membantu tubuh Anda membuat protein.
Vitamin B2, B6, B12, dan asam folat memecah homosistein menjadi zat yang bermanfaat bagi tubuh Anda.
Tingkat homosistein yang lebih tinggi dikenal sebagai homosisteinemia, yang dapat menyebabkan demensia, stroke, dan serangan jantung.
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kadar homosistein yang tinggi merupakan salah satu penyebab preeklampsia.
Vitamin B2 sangat penting untuk perkembangan janin normal.
Kekurangan riboflavin telah dikaitkan dengan bibir sumbing. Selain itu, dapat menyebabkan kelainan perkembangan gastrointestinal.
Manfaat vitamin B2 penting dalam mempertahankan kadar homosistein tidak terlalu tinggi.
Homosisteinemia (homosistein tinggi) merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung.
Baca juga: 8 Akibat Kekurangan Vitamin A, Masalah Mata dan Kesuburan
Vitamin B2 bersama dengan vitamin B lainnya akan membentuk vitamin B kompleks.
Mengutip Draxe, vitamin B2 harus ada dalam jumlah yang cukup tinggi di dalam tubuh kita agar vitamin B lainnya, termasuk B6 dan asam folat (vitamin B9), dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, angka kebutuhan vitamin B2 harian yang dianjurkan untuk setiap orang sebagai berikut: