Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Alasan Iri Hati Picu Anak Jadi Pelaku Bullying

Kompas.com - 08/01/2023, 10:31 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa rasa iri hati dapat menjadi memicu anak menjadi pelaku bullying?

Rasa iri hati ada ketika seseorang menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. Dengan kata lain, orang yang iri merasa ketidakadilan hanya karena orang lain mendapatkan apa yang dikehendakinya.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika anak-anak merasa iri saat temannya dianggap lebih populer atau disukai.

Mereka juga mungkin merasa iri saat seseorang terpilih menjadi ketua kelas atau dipuji saat mendapat nilai bagus.

Baca juga: 4 Cara Atasi Dampak Bullying saat Kecil yang Terbawa hingga Dewasa

Apapun sumbernya, anak-anak yang iri hati cenderung mengingini apa yang dimiliki orang lain dan berharap hal itu menjadi miliknya.

Rasa iri hati pada anak-anak jika dibiarkan lama-kelamaan bisa menjadi akar dari perilaku intimidasi yang mengarah ke bullying.

Simak penjelasan berikut untuk mengatahui alasan iri hati dapat membuat anak menjadi pelaku bullying.

2 Alasan iri hati picu bullying

Berikut 2 alasan mengapa rasa iri dapat menyebabkan perilaku bullying pada anak-anak.

  • Rasa rendah diri pada pelaku bully

Kecemburuan atau iri hati dapat menimbulkan perasaan rendah diri, kekosongan, atau ketidaklayakan.

Dalam kasus ini, anak-anak ingin menutup kesenjangan antara apa yang dimiliki orang lain dan apa yang mereka inginkan.

Jadi, tujuan perilaku intimidasi mereka adalah untuk meningkatkan harga diri dengan mengorbankan orang lain.

Baca juga: Dampak Bullying di Tempat Kerja yang Harus Diwaspadai

Namun, iri hati adalah hasrat yang seolah tidak bisa dikenyangkan dengan perilaku bullying. Pelaku sebenarnya tidak pernah merasa puas atau harga dirinya melonjak setelah melukai orang lain.

Pada akhirnya, pelaku bullying memerlukan terapi dengan psikolog atau psikiater untuk mengatasi kecemburuannya terhadap hal-hal yang dimiliki orang lain dan demi lebih menghargai dirinya sendiri.

  • Pelaku bully memiliki sifat kompetitif dan perfeksionis

Rasa iri juga bisa dipicu oleh persaingan atau kompetisi. Anak-anak dapat menjadi kompetitif di semua bidang kehidupan, termasuk hubungan antar individu, dengan nilai di sekolah, atau status.

Dilansir dari Verywell Family, anak-anak kompetitif dan perfeksionis, biasanya iri kepada orang lain yang tampaknya memiliki kemampuan lebih.

Mereka tidak bisa mentolerir kesuksesan orang lain karena itu membuat mereka merasa rendah diri atau kurang sempurna. Akibatnya, mereka melakukan intimidasi.

Tujuan di balik perilaku bullying yang mereka lakukan adalah untuk menghilangkan persaingan atau menemukan cara untuk mencapai target yang diinginkan.

Mereka meyakini bahwa dengan meremehkan kesuksesan orang lain, pada gilirannya akan membuat diri merasa lebih baik.

Baca juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua saat Anak Mengalami Bullying

Rasa iri hati yang bisa disebabkan karena beberapa alasan dapat membuat si kecil berpotensi menjadi pelaku bullying atau intimidasi terhadap orang lain.

Karena itu, orangtua yang melihat anak-anaknya bergumul dengan rasa iri, tetap perlu memvalidasi perasaan tersebut lalu membantu mencari cara untuk mengatasinya.

Pertama-tama, bantu dia menemukan penyebab rasa iri, kemudian berikan beberapa solusi untuk mengatasi perasaannya. Misalnya, ubah rasa cemburu atau iri sebagai motivasi agar lebih gigih untuk mencapai goals-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau