Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2023, 13:45 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin pernah menahan kentut terutama di tempat umum karena bisa menimbulkan bau tak sedap dan suara.

Padahal, kentut (dan bersendawa) adalah proses alamiah tubuh untuk mengeluarkan kelebihan gas di dalam pencernaan melalui lubang pantat atau anus.

Baca juga: Mengapa Kentut Wanita Berbau Menyengat Sebelum Menstruasi?

Kebanyakan orang normalnya bisa kentut sebanyak 5-23 kali per hari. Lantas, apa yang terjadi jika menahan kentut?

Apa yang terjadi jika menahan kentut?

Saat seseorang kentut, gas bergerak dari usus ke rektum, kemudian keluar melalui anus.

Sementara, yang terjadi ketika menahan kentut, otot sfingter dan bokong akan mengencang sehingga gas dapat tertahan dalam jangka waktu tertentu.

Dilansir dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa sebagian gas berpotensi diserap kembali oleh sistem peredaran darah.

Sebagian gas tersebut kemudian dikeluarkan dari tubuh saat Anda mengembuskan napas. Namun, sebagian besar tetap berada di pencernaan dan tetap keluar sebagai kentut atau sendawa.

Dalam jangka pendek, menahan kentut menimbulkan beberapa gangguan pencernaan, seperti:

  • Nyeri perut
  • Kembung
  • Maag
  • Perut terasa begah

Baca juga: 5 Penyebab Bayi Sering Kentut

Dalam jangka panjang atau terlalu sering menahan kentut bisa menyebabkan divertikulitis atau peradangan pada kantong-kantong di sepanjang saluran pencernaan.

Menahan kentut mungkin membuat Anda lega dari risiko malu akibat bau dan suara yang ditimbulkan. Namun, menahan kentut juga memicu masalah pencernaan dari ringan hingga berat.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com