KOMPAS.com - Kasus diabetes pada anak meningkat tajam sekarang, para orangtua harus mewaspadai bahayanya.
Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dirilis pada 1 Februari 2023, kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat per Januari 2023 dengan prevalensinya 2 per 100.000 anak usia di bawah 18 tahun.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Diabetes Tipe 2 pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua
Sebelumnya, prevalensi kasus diabates pada anak 0,004 per 100.000 pada 2000 dan 0,028 per 100.000 pada 2010.
Kebanyakan anak yang mengalami diabetes adalah usia 10-12 tahun dan 5-6 tahun.
Bahaya diabetes pada anak patut disadari oleh para orangtua. Artikel ini akan mengulas secara ringkas bahaya yang mengintai anak-anak kita, jika terkena diabetes.
Baca juga: Bagaimana Mengobati Diabetes Tipe 1 pada Anak?
Untuk diketahui bahwa diabetes adalah penyakit yang membutuhkan pengelolaan seumur hidup.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan bahwa diabetes adalah penyakit degeneratif. Artinya, risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.
Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Dr Muhammad Faizi, SpA(K), jika anak sudah terkena diabetes, dia tidak bisa lepas dari bahayanya seumur hidup.
Bahkan, dampak bahaya dari diabetes pada anak berpotensi berlipat ganda seiring dia beranjak dewasa.
Selain itu, buah hati Anda akan bergantung pada konsumsi obat insulin seumur hidupnya untuk mengelola kadar gula darah.
Di samping itu, ia harus benar-benar menjaga kebiasaan makan/minum untuk memiliki kualitas hidup yang baik.
Jika anak dengan diabetes tidak mengikuti tatalaksana medis dan menerapkan gaya hidup tidak sehat, sejumlah penyakit akan mengintainya.
Baca juga: 13 Tanda-tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Harus Diketahui Orangtua
Dikutip dari Kids Health, berikut daftar kondisi medis sebagai komplikasi diabetes pada anak jangka panjang, yang harus diwaspadai para orangtua:
Mata memiliki sejumlah pembuluh darah di mana gula dapat mengalir juga di dalamnya. Ini kondisi berbahaya.
Seorang penderita diabates berisiko mengalami penyakit mata, seperti retinopati.
Retinopati adalah kerusakan pada retina. Retina adalah lapisan tipis jaringan di belakang mata yang berisi pembuluh darah kecil dan ujung saraf untuk penglihatan.
Selain itu, berisiko juga mengalami katarak, penglihatan kabur, hingga kebutaan.
Rekomendasi saat ini untuk skrining retinopati adalah:
Baca juga: 4 Gejala Diabetes pada Anak Harus Diwaspadai Para Orangtua
Ginjal adalah organ vital yang bertindak sebagai penyaring bagi tubuh kita, membuang limbah ke dalam urin untuk dikeluarkan dari tubuh.
Diabetes pada anak akan membuat ginjalnya mengalami kerusakan seiring waktu, yang disebut sebagai nefropati.
Komplikasi diabetes pada anak ini paling berisiko pada anak yang memiliki kadar gula darah tinggi secara konsisten atau kadar gula darah yang sangat tidak menentu dalam jangka waktu yang lama.
Skrining rutin untuk mencari protein dalam urin (mikroalbuminuria) akan membantu mengidentifikasi setiap perubahan dini pada ginjal dan meminimalkan kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi ini.
Tes skrining untuk nefropati adalah dengan mengambil sampel urin dan cek tekanan darah.
Rekomendasi untuk skrining nefropati adalah:
Baca juga: Diabetes pada Anak di Indonesia Meningkat 70 Kali Lipat
Bahaya diabetes pada anak juga termasuk munculnya gangguan saraf atau disebut sebagai neuropati.
Sekali lagi, yang paling berisiko adalah orang yang memiliki kadar glukosa darah tinggi secara konsisten dalam jangka waktu yang lama.
Penderita diabetes berisiko mengalami luka yang sulit sembuh karena gula darah tinggi membuat penurunan aliran darah dan munculnya masalah saraf. Luka itu sering terjadi pada kaki.
Oleh karena itu, kaki penderita diabetes perlu dirawat untuk mencegah masalah di kemudian hari.
Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita Diabetes
Orang dengan diabetes memiliki peningkatan risiko terkena penyakit pembuluh darah pada usia dini.
Ini meningkatkan risiko anak Anda terkena serangan jantung dan stroke di masa depan.
Anak penderita diabetes harus memeriksa rajin memeriksa tekanan darah, setidaknya setahun sekali.
Bahaya diabetes pada anak bisa meningkatkan risiko ia terkena tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi berisiko meningkatkan penyakit jantung dan stroke.
Baca juga: Daftar Indeks Glikemik Makanan sebagai Panduan Penderita Diabetes
Bahaya diabetes pada anak lainnya adalah memiliki kolesterol tinggi di kemudian hari. Kondisi diabetes meningkatkan risiko anak mengalami masalah kolesterol.
Sementara, kolesterol bisa meningkatkan risiko aterosklerosisi dan penyakit kardiovaskular (seperti penyakit jantung dan stroke).
Anak dengan diabetes, khususnya tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi autoimun lainnya, seperti penyakit tiiroid dan penyakit celiac.
Untuk mengontrol risiko komplikasi diabetes pada anak ini, disarankan anak melakukan tes darah setiap tahun selama 5 tahun pertama, kemudian dilanjutkan setiap 2 tahun.
Baca juga: 6 Buah Tinggi Gula yang Perlu Dibatasi untuk Cegah Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya