- Malas makan
Kecanduan game dan gadget sangat mirip dengan kecanduan dengan hal-hal lainnya, seperti kecanduan judi bahkan zat adiktif, yang dapat membuat seseorang tidak peduli lagi pada hal-hal keseharian, termasuk melewatkan waktu makan.
“Sebenernya, kecanduan game ini mirip dengan kecanduan lainnya. Misalnya, seseorang sudah tidak memerhatikan kesehatannya, makan enggak bener, bahkan tidak mandi, dia maunya main terus,” jelas Binky.
- Sulit fokus
Anak yang kecanduan game juga akan sulit fokus, sehingga mengalami penurunan performa di sekolah.
“Pada anak-anak, biasanya sekolahnya mulai terkendala, sudah tidak fokus di sekolah, nilainya turun, dan sulit mengerjakan tugas-tugas di sekolah,” imbuhnya.
- Mudah marah
Orangtua juga harus mewasdapi jika anak jadi gampang marah dan. menangis (tantrum) ketika diminta menyerahkan gadgetnya atau berhenti bermain games.
“Kalau misalnya balita atau anak-anak sudah sangat melekat pada gadget, ketika diambil dia akan nangis luar biasa, pikirannya tuh ke gadgetnya lagi ke gadgetnya lagi,” kata Binky.
Baca juga: Jangan Gunakan Gadget untuk Menenangkan Anak
Untuk mencegah agar anak tidak sampai terlalu lekat dengan gadget, bahkan kecanduan, Binky menegaskan pentingnya melakukan pendampingan dan juga membuat batasan.
“Gadget bukan baby sitter anak, walau anak bisa anteng kalau sudah pegang gadget. Kita harus mendampingi, melihat seperti apa kualitas gamesnya, dan ditemani saat bermain. Beri batasan juga waktu bermainnya,” paparnya.
Untuk anak berusia di bawah dua tahun, idealnya anak belum diperkenalkan dengan gadget. Pada anak di atas dua tahun boleh diperkenalkan dengan durasi yang dibatasi.
Sedangkan anak yang sudah lebih besar, diijinkan dengan syarat sudah mengerjakan tugas sekolah dan tugas-tugas rumahnya.
Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda gangguan, orangtua harus segera bertindak. Langka awal yang dapat dilakukan adalah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
“Kalau mulai ada laporan nih dari guru, nilai anak menurun atau tidak fokus, atau di rumah sudah mulai ada gejala tantrum, pikirannya selalu ke gadget, nah kalau sudah seperti itu orangtua bisa berkonsultasi ke psikolog, seperti di Rumah Dandelion,” jelasnya.
Baca juga: Tidak Tepat Melarang Siswa Pakai Gawai di Sekolah dan Rumah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.