Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Bagaimana Virus Corona Bermutasi dan Apa Saja Variannya

Kompas.com - 02/03/2023, 10:31 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belakangan dianggap angin lalu bagi sebagian orang. Namun, bukan berarti kita harus meninggalkan pola hidup sehat dan bersih.

Bagaimanapun juga, virus corona SARS-CoV-2 yang menjadi biang keladi Covid-19 terus bermutasi.

Bahkan, beberapa bentuk mutasi virus Corona telah menjadi varian baru yang lebih kebal.

Ada berapa varian Covid-19?

Dari pantauan CDC, virus Corona asli yang terdeteksi pada yahun 2019 telah beberapa kali mengalami mutasi.

Beberapa varian virus Corona yang telah ditemukan peneliti, di antaranya:

1. Delta

Varian delta atau B.1.617.2 diketahui 60 persen lebih menular daripada virus Corona yang pertama kali terdeteksi di awal pandemi.

Varian ini telah memicu lonjakan kasus di Inggris dan memicu banyak kematian di India.

Varian Delta bisa memicu sakit parah dalam 3 atau 4 hari setelah terinfeksi. Bahkan, vaksin pun dianggap tidak mampu mencegah virus ini.

Baca juga: 6 Minuman Pengencer Dahak yang Penting Diketahui

2. Omicron

Menurut data CDC, varian omicron menyebar lebih cepat dan lebih mudah daripada virus asli dan varian delta.

Varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada 24 November 2021. Tak hanya menyebar lebih cepat, varian ini juga memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi.

Orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap pun masih bisa terinfeksi varian Omicron.

3. Subvarian baru

XBB.1.5 adalah subvarian hibrid dari galur omicron. Dengan kata lain, varian ini membawa karakteristik gabungan dari subvarian omicron lainnya.

Dan seperti subvarian omicron lainnya, virus ini berhasil menghindari sistem kekebalan tubuh Anda.

Varian ini bisa memicu beberapa gejala, seperto demam, batuk, napas pendek, lelah, sakit otot atau badan. sakit kepala, hilangnya indra perasa dan penciuman, dan sakit tenggorokan.

Baca juga: Manfaat Jahe untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi yang Perlu Diketahui

Bagaimana virus bermutasi?

Virus selalu bermutasi agar bisa bertahan hidup dan menyebar. Semua virus terdiri dari kumpulan materi genetik (baik DNA atau RNA) yang ditutupi oleh lapisan pelindung protein.

Begitu virus masuk ke tubuh Anda — biasanya melalui mulut atau hidung — ia akan menempel di salah satu sel Anda.

DNA atau RNA virus kemudian memasuki sel Anda, di mana ia dapat membuat salinan dirinya sendiri yang meledak dan menginfeksi sel lain.

Jika virus dapat menggandakan dirinya sendiri dan membajak cukup banyak sel Anda tanpa dihancurkan oleh sistem kekebalan Anda. Hal inilah yang bisa membuat Anda jatuh sakit.

Setiap bermutasi, virus akan memiliki karakteristik yang baru. Beberapa mutasi ini menyebabkan virus berhenti bekerja secara efektif, memaksanya mati atau menjadi kurang menular.

Mutasi lain dapat menyebabkan virus menjadi kurang terdeteksi oleh sistem kekebalan kita, menjadi lebih mudah menular atau menghindari ingatan sistem kekebalan kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau