KOMPAS.com - Leptospirosis perlu segera diobati dengan pemberian antibiotik sebelum memicu masalah akut, kerusakan organ penting, hingga kematian.
Untuk diketahui, leptospirosis dapat dialami manusia akibat bakteri Leptospira interrogans.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri ini apabila bersentuhan langsung dengan hewan seperti tikus dan berada di daerah banjir dengan sanitasi yang buruk.
Baca juga: Mengenal Leptospirosis: Penyebab, Gejala, hingga Pencegahan
Dilansir dari Mayo Clinic, leptospirosis ringan biasanya mengakibatkan gejala mirip flu, seperti demam tinggi hingga 40 derajat celcius, panas dingin, sakit kepala, hingga nyeri otot.
Sementara itu, leptospirosis akut bisa mengakibatkan batuk berdarah, susah bernapas, sakit dada, hingga penurunan volume urine.
Untuk menghindari kondisi tersebut, penderita leptospirosis harus segera ditangani. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui obat-obatan leptospirosis menurut dokter.
Seseorang yang tertular leptospirosis atau merasakan tanda-tanda infeksi ini harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan medis, termasuk dengan obat-obatan.
Dokter spesialis penyakit dalam Dr. dr. Muchlis Achsan Udji Sofro, SpPD KPTI MKM FINASIM, menjelaskan, pengobatan leptospirosis dilakukan dengan melihat kondisi pasien. Penderita leptospirosis yang tidak terlalu parah umumnya menjalani pengobatan selama 7 hari.
"Pengobatan leptospirosis itu dalam keadaan ringan atau sedang 85 persen mudah sekali, cukup berikan antibiotik doksisiklin dan amoksisilin. Selama tujuh hari pengobatan sudah selesai," ujar Muchlis, dilansir dari Antara pada Kamis (9/3/2023).
Baca juga: 15 Tanda-tanda Leptospirosis yang Perlu Diwaspadai
Sementara itu, orang yang dinyatakan mengidap leptospirosis akut perlu menjalani perawatan khusus di rumah sakit dengan injeksi ceftriaxone.
Dikutip dari Aido Health, ceftriaxone (seftriakson) merupakan antibiotik yang termasuk dalam golongan sefalospori.
Obat ini digunakan pada berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran napas, kulit, jaringan lunak, dan saluran kemih.
Ceftriaxone merupakan obat yang diberikan dalam bentuk suntikan atau injeksi intramuskular pada otot, bolus intravena melalui pembuluh darah, atau infus lewat pembuluh darah dalam jangka waktu lama.
Penentuan dosis dan cara injeksi dilakukan oleh dokter berdasarkan pada kondisi penderita leptospirosis.
Penyakit leptospirosis yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi akut dan menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting, seperti jantung (miokarditis), hati (hepatitis), hingga ginjal.
Baca juga: 4 Bahaya Leptospirosis, Penyakit yang Perlu Diwaspadai di Musim Hujan
Dikutip dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC), berikut beberapa cara pencegahan leptospirosis yang perlu Anda ketahui:
Setelah mengetahui cara mengobati dan pencegahan leptospirosis, kita sebaiknya lebih mewaspadai penyakit akibat infeksi bakteri ini.
Dari penjelasan ahli di atas, obat leptospirosis yang digunakan untuk terapi antibiotik antara lain doksisiklin, amoksisilin, dan injeksi ceftriaxone (seftriakson).
Namun, perlu diketahui, hindari sembarangan mengonsumsi obat antibiotik tanpa petunjuk dokter. Konsumsi antibiotik tanpa petunjuk dokter bisa menyebabkan resistensi antibiotik yang dapat membuat infeksi susah diatasi di kemudian hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.