Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2023, 18:00 WIB

KOMPAS.com - Beberapa pasien demensia mungkin mudah marah atau menunjukkan perilaku agresif terhadap orang di sekitarnya.

Saat marah, penderita demensia dapat menunjukkan sikap seperti mengomel, berteriak, melempar barang, mengumpat, hingga memukul orang yang menjadi sasaran kemarahannya.

Baca juga: 11 Gejala Awal Demensia yang Perlu Diwaspadai

Artikel ini akan memaparkan penyebab penderita demensia mudah marah dan cara mengatasinya.

Apa penyebab penderita demensia mudah marah?

Perilaku agresif atau kemarahan pada penderita demensia bisa dipicu karena penyakit itu sendiri dan beban emosional. Berikut beberapa penyebab penderita demensia mudah marah yang perlu Anda ketahui:

  • Susah mengenali orang sekitar

Orang dengan demensia mungkin tidak mengenali orang yang mereka cintai, seperti pasangannya, anak, keluarga, hingga sahabat.

Kondisi ini memicu perasaan kesepian, takut, cemas, hingga amarah.

Sebagai contoh, seorang wanita yang mengalami demensia berusaha menyerang suaminya karena ia takut pada pria asing yang ada di rumahnya.

  • Paranoid, khayalan atau halusinasi berlebihan

Pasien demensia juga mengalami distorsi realitas. Misalnya, seseorang mungkin mengalami kondisi seperti:

  1. Paranoid: kondisi psikologis yang ditandai dengan munculnya rasa curiga dan takut yang berlebihan.
  2. Khayalan: masalah psikis yang menunjukkan seseorang memiliki fantasi. Penderita demensia menganggap fantasi sebagai sesuatu yang nyata, bahkan meminta orang lain untuk mengakui pemikirannya.
  3. Halusinasi: persepsi sensori salah yang terjadi tanpa adanya rangsangan yang nyata, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Halusinasi membuat seseorang mendengar, merasa, mencium, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Baca juga: Sering Menyerang Kalangan Lansia, Bisakah Demensia pada Usia Muda?

Penderita demensia yang mengalami paranoid, khayalan, dan halusinasi bisa mengamuk hanya demi meyakinkan orang sekitar bahwa apa yang dipikirkannya adalah sesuatu yang nyata.

Karena itu, pasien demensia yang mengalami paranoid, khayalan atau halusinasi perlu dikonsultasikan dengan ahli jiwa dan mendapat penanganan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+