Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Remaja Lakukan Perawatan Kulit di Klinik?

Kompas.com - 18/03/2023, 14:08 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan sudah menjadi gaya hidup kaum urban untuk mencapai wajah ideal dengan berbagai perawatan yang tersedia.

Beberapa perawatan yang dilakukan sendiri di rumah dengan pemakaian skincare terkadang memang kurang efektif untuk beberapa jenis masalah kulit. Misalnya saja ketika bintik kehitaman bekas jerawat sulit hilang atau tanda-tanda penuaan mulai muncul.

Perawatan di klinik kecantikan pada dasarnya bisa dilakukan orang berbagai usia. Menurut penjelasan dr.Astrinita Lestari Suyata, spesialis bedah plastik dan rekonstruksi, perawatan bisa dilakukan sesuai dengan kabutuhan masing-masing.

“Untuk perawatan di klinik tidak ada patokan harus usia berapa. Kalau masih remaja dan berjerawat, masak tidak boleh treatment,” katanya.

Di usia awal 20-an, menurut dr.Astri, kondisi kulit sedang dalam masa terbaiknya. Jika tidak memiliki masalah kulit, yang diperlukan adalah rutin menggunakan pelembab dan tabir surya saja.

Menurut dokter bedah plastik rekonstruksi dari klinik NULOOK Bali ini, semakin dini kita melakukan perawatan kulit, hasilnya akan semakin bagus dan efektif memperlambat tanda-tanda penuaan kulit.

Baca juga: Bocoran Produk Perawatan Kulit Andalan Lisa Blackpink, Mau Tiru?

Sementara itu perawatan suntik kosmetik seperti filler atau botulinum toksin, biasanya baru dilakukan oleh orang yang sudah berusia 30-an.

Untuk perawatan kulit dengan hasil permanen seperti bedah plastik, idealnya dilakukan oleh seseorang yang sudah dewasa dan mampu mengambil keputusan dengan bijak.

“Kalau untuk operasi plastik karena hasilnya permanen dan bisa mengubah, harus di usia dewasa dan berdasarkan keputusan pasien itu sendiri secara matang,” ujarnya.

Komunikasi yang baik antara dokter dengan pasiennya dapat membantu pasien menentukan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Dokter estetika, lanjut dr.Astri, tidak bisa hanya menuruti semua kemauan pasien.

“Setiap tindakan harus merupakan kesepakatan dokter dan pasien. Seringkali pasien datang membawa foto selebritas dan mengatakan ingin hasil hidung seperti yang ada di foto. Tugas dokter adalah memberi tahu apakah itu cocok atau tidak, apakah simetris dengan bentuk wajah pasien,” ucapnya.

Jika dokter dan pasien tidak mencapai kesepakatan, menurut dia, sebaiknya rencana tindakan ditunda dahulu.

“Karena kalau dokter sudah tahu menurut proporsi wajahnya tidak cocok, tapi jika pasien ngotot nanti ujung-ujungnya minta diubah lagi,” katanya.

Baca juga: Perawatan Anti-aging dan Bedah Plastik ala Korea Hadir di Bali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau