Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Batuk Anak dan Efek Sampingnya yang Harus Diwaspadai Orangtua

Kompas.com - 28/03/2023, 03:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Orang tua perlu menyadari bahwa banyak produk obat batuk anak yang dijual bebas bisa sebabkan efek samping serius.

Mengutip Medical News Today, batuk adalah respons tubuh anak untuk membantu mengeluarkan lendir, infeksi, dan iritasi dari saluran pernapasan.

Para ahli tidak merekomendasikan penggunaan obat untuk menyembuhkan anak batuk.

Baca juga: Kenali Macam Penyebab Batuk Berdahak yang Harus Diwaspadai

Menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology (AAAAI), sebagian besar obat batuk yang dijual bebas tidak terlalu efektif. Namun, bisa dikecualikan untuk keadaan darurat yang menyebabkan anak susah tidur nyenyak.

Food and Drug Administration (FDA) melarang obat batuk anak yang dijual bebas untuk digunakan anak usia di bawah 2 tahun.

Hal itu karena efek samping obat batuk pada anak bisa serius dan berpotensi mengancam nyawa.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut macam obat batuk anak dan efek sampingnya untuk kesehatan.

Baca juga: 3 Jenis Obat Batuk untuk Orang Dewasa dan Efek Sampingnya

Jenis obat batuk anak

Mengutip Medical News Today, berbagai jenis obat batuk bekerja secara berbeda, yang meliputi berikut:

  • Dekongestan: membuka sumbatan hidung untuk mempermudah pernapasan
  • Ekspektoran: mengencerkan lendir di paru-paru, sehingga anak dapat mengeluarkannya melalui batuk.
  • Suppressant: mengurangi frekuensi batuk
  • Antihistamin: menghentikan bersin dan pilek, penyebab batuk paling umum pada anak-anak.
  • Pereda nyeri: meredakan sakit kepala, nyeri, dan demam yang biasanya menyertai batuk anak.

 

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Anak Batuk yang Perlu Diketahui Orangtua

Sebuah tinjauan sistematis 2017 oleh panel ahli dari American College of Chest Physicians menyimpulkan bahwa Anda tidak boleh menggunakan obat berikut untuk mengobati batuk anak:

  • Obat batuk dan pilek yang dijual bebas
  • Obat yang mengandung kodein
  • NSAID, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium
  • Dekstrometorfan untuk anak di bawah usia 4 tahun.

Jika Anda ingin memberikan anak obat batuk, berilah obat yang mengandung dekstrometorfan (DM) yang terdapat di sebagian besar obat obatuk sirup tanpa resep.

Studi menunjukkan bahwa DM dan madu sama efektifnya dalam menurunkan frekuensi batuk pada anak.

Madu mulai dibolehkan untuk anak usia 1 tahun ke atas.

Baca juga: 7 Obat Alami untuk Batuk Anak Balita Sebelum Bertambah Parah

Efek samping obat batuk pada anak

Mengutip Goodrx, berikut macam kemungkinan efek samping obat batuk pada anak yang mungkin tidak disadari kita sebagai orangtua:

  • Mengantuk

Antihistamin dan dekstrometorfan umumnya ditemukan dalam obat batuk anak yang dijual bebas. Keduanya bisa menyebabkan mengantuk.

  • Agitasi

Agitasi adalah efek samping dari beberapa obat, seperti obat batuk pada anak-anak.

Anda mungkin melihat anak Anda bertindak lebih agresif, bersemangat, atau keras kepala yang tidak biasa.

Efek samping obat batuk anak bisa berasal dari penggunaan antihistamin dan dekongestan.

Baca juga: 8 Obat Alami untuk Batuk Saat Hamil, Air Garam hingga Sup Ayam

  • Sembelit

Sembelit adalah kemungkinan efek samping obat dekstrometorfan dan antihistamin.

Obat-obatan ini dapat memperlambat cara makanan bergerak melalui usus anak Anda. Gerakan yang lebih lambat dapat menyebabkan sembelit.

  • Mual

Dekstrometorfan dan guaifenesin adalah jenis obat batuk anak yang dapat menyebabkan efek samping berupa mual.

Guaifenison adalah obat untuk membantu mengencerkan lendir.

Baca juga: 6 Obat Alami untuk Mengatasi Batuk dan Pilek pada Anak

  • Detak jantung cepat

Anak-anak yang mengkonsumsi antihistamin dan dekongesta dapat mengalami efek samping obat berupa perubahan detak jantung lebih cepat.

Efek samping ini bisa ditandai diikuti dengan gejala pusing, pingsan, dan kesulitan mengatur napas.

  • Halusinasi

Pseudoephedrine mengobati hidung tersumbat. Ini memiliki efek samping psikosis dan halusinasi yang langka pada anak-anak.

  • Kejang

Beberapa obat yang dijual bebas meningkatkan risiko kejang. Studi menunjukkan antihistamin, dekongestan, dan dekstrometorfan, semuanya memiliki risiko efek samping ini.

Baca juga: Madu, Obat Batuk Alami yang Ampuh

  • Sindrom serotonin

Sindrom serotonin adalah penumpukan terlalu banyak hormon serotonin di dalam tubuh.

Dekstrometorfan adalah salah satu obat yang meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh.

Jika anak Anda sudah mengonsumsi obat lain yang meningkatkan serotonin, seperti antidepresan, menambahkan dekstrometorfan dapat menyebabkan kadar hormon ini terlalu tinggi.

Mengutip FDA, orang tua perlu menyadari bahwa banyak produk obat batuk yang dijual bebas mengandung banyak bahan yang juga dapat menyebabkan overdosis yang tidak disengaja.

Saat memberikan obat batuk kepada anak berusia 4 tahun ke atas, perlu diingat bahwa produk obat ini dapat berbahaya, jika:

    • Digunakan lebih dari jumlah yang disarankan
    • Menggunakannya terlalu sering
    • Menggunakan lebih dari satu produk yang mengandung jenis obat yang sama

Anak-anak tidak boleh diberikan obat-obatan yang dikemas dan dibuat untuk orang dewasa.

Baca juga: 6 Makanan dan Minuman yang Bikin Batuk dan Pilek Lebih Parah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau