Kafein sangat bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan, setidaknya 75 mg.
Dosis 160-600 mg dapat meningkatkan secara masksimal kewaspadaan mental, penalaran cepat, dan memori.
Namun, dosis yang melebihi batas aman konsumsi kafein itu memiliki efek samping yang berbahaya jangka panjang, seperti insomnia, detak jantung cepat, dan sakit kepala.
Baca juga: 9 Tanda-tanda Kecanduan Kafein, Apakah Anda Mengalaminya?
Menurut American Council on Exercise (ACE), saat kafein terurai, kafein berubah menjadi beberapa senyawa yang memengaruhi aliran darah, pembakaran lemak, dan kapasitas oksigen.
Meminum secangkir kecil minuman berkafein sebelum pergi ke gym (terutama di pagi hari) dapat membuat Anda merasa lebih energik dan siap menghadapi tantangan olahraga.
Penelitian menunjukkan bahwa secangkir kecil minuman berkafein berukuran 6-8 ons (178-237 ml) mungkin bermanfaat.
Orang yang menyeruput 2-3 cangkir kopi sehari menurunkan 18 persen risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke.
Itu berdasarkan sebuah penelitian yang mengamati 185.855 orang berusia 45-75 tahun.
Baca juga: Bagaimana Kafein Menyebabkan Kecanduan?
Satu studi dari Australia melacak 227 orang dewasa selama lebih dari 10 tahun, menggunakan pencitraan otak dan tes lain secara berkala untuk memantau respons kognitif.
Para peneliti melaporkan bahwa konsumsi kopi yang lebih tinggi berkorelasi dengan penurunan kognitif yang lebih lambat.
Itu dapat membantu mencegah mereka yang menderita gangguan kognitif ringan berkembang menjadi demensia, menurut beberapa peneliti.
Sebuah penelitian dari 2014 menemukan bahwa kafein dapat meningkatkan daya ingat seseorang dalam jangka panjang.
Hal itu berangkat dari pengamatan ketika orang mengkonsumsi 200 mg kafein setelah mempelajari sejumlah gambar, ingatan mereka meningkat hingga 24 jam kemudian.
Namun, studi pada 2021 menunjukkan bahwa masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyimpulkan hal ini.
Baca juga: 5 Manfaat Kafein untuk Kulit yang Perlu Diketahui
Dalam sebuah penelitian, lebih dari 50.000 wanita yang tidak memiliki gejala depresi diikuti selama 10 tahun.