Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Penyebab Penyakit Sifilis dan Gejalanya

Kompas.com - 11/06/2023, 19:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber Perdoski

KOMPAS.com - Penyakit sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual yang perlu diwaspadai.

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada masalah kesehatan ini, kenali penyebab penyakit sifilis dan gejalanya.

Baca juga: 2 Cara Mengobati Sifilis Primer, Sekunder, Laten dan Tersier

Apa penyebab penyakit sifilis?

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Kelamin Indonesia (Perdoski), penyakit sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum.

Bakteri penyebab penyakit sifilis menular utamanya lewat cairan tubuh dan darah. Seperti, lewat hubungan seks baik melalui vagina, oral, maupun anal.

Selain itu, penyakit ini juga bisa menular lewat penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan ibu hamil yang terinfeksi sifilis ke bayi saat persalinan.

Perlu diingat, kuman biang penyakit ini tidak bisa bertahan lama di udara. Sehingga, penyakit sifilis tidak menular lewat toilet, kamar mandi, kolam renang, berbagi peralatan makan atau mandi.

Baca juga: Kenali Apa Itu Sifilis, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Apa saja gejala penyakit sifilis?

Gejala penyakit sifilis bisa berbeda-beda tergantung tahap infeksinya. Di beberapa kasus, ada juga penderita yang tidak merasakan gejala khas sifilis dalam waktu lama.

Jika muncul tanda-tanda, penderita biasanya merasakan gejala penyakit sifilis seperti:

  • Luka kecil

Gejala awal sifilis yang muncul sekitar 3 minggu setelah tertular penyakit ini umumnya ditandai dengan luka kecil di alat kelamin, mulut, atau anus.

Luka yang menjadi ciri-ciri sifilis biasanya tidak sakit. Luka ini juga bisa sembuh sendiri selama 1-2 bulan tanpa diobati. Meskipun tidak nyeri dan bisa sembuh sendiri, penderita tetap bisa menulari pasangan seksnya.

Baca juga: 8 Tanda-tanda Sifilis pada Wanita yang Harus Diwaspadai

  • Tanda-tanda infeksi

Selang 2-4 minggu setelah bakteri penyebab penyakit sifilis masuk ke tubuh, penderita bisa mengalami sifilis tahap sekunder dengan merasakan tanda-tanda infeksi.

Seperti demam, ruam kemerahan di beberapa bagian tubuh, muncul bercak di sekitar alat kelamin, tak nafsu makan, berat badan turun, rambut rontok,
sakit kepala, kelelahan, atau kelenjar limpa bengkak.

Apabila penyakit sifilis sekunder tidak diobati secara tepat, gejala masalah kesehatan ini bisa sembuh sementara atau masuk ke tahap laten. Namun, selang 2-3 tahun, penyakit bisa berkembang menjadi sifilis tersier.

  • Infeksi parah di organ vital

Ketika sudah masuk tahap tersier atau paling berbahaya, penderita bisa merasakan gejala penyakit sifilis seperti infeksi pada organ vital seperti stroke, mati rasa, tuli, kebutaan, demensia, lumpuh, sampai kematian.

Baca juga: 4 Tahap Infeksi Sifilis dan Tanda-tandanya

Kapan perlu waspada penyakit sifilis?

Mengingat gejala penyakit sifilis bisa bervariasi tergantung tingkat keparahan infeksi dan kondisi tubuh pengidapnya, Anda yang termasuk kelompok berisiko perlu mewaspadai masalah kesehatan ini.

Terutama bagi Anda yang sering bergonta-ganti pasangan seks, melakukan hubungan seks tanpa pengaman, atau menggunakan jarum suntik tidak steril seperti untuk narkoba dan tato.

Anda perlu waspada penyakit sifilis jika muncul tanda-tanda seperti:

  • Luka di kelamin, mulut, atau anus
  • Bercak kemerahan dan kulit bersisik tidak gatal di wajah, kulit kepala, telapak tangan atau kaki
  • Rambut rontok tanpa sebab jelas

Jika Anda merasakan tanda-tanda di atas, terutama untuk kelompok berisiko, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin.

Dokter dapat mendeteksi masalah kesehatan ini dengan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat hasil tes darah. Perlu diketahui, penyakit ini mudah disembuhkan dengan obat, asalkan tidak terlambat ditangani.

Setelah menyimak penyebab penyakit sifilis, penularan, dan gejalanya, Anda bisa lebih mewaspadai infeksi menular seksual ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com