KOMPAS.com - Beberapa penyakit mental dapat muncul akibat otak yang kelebihan dopamin.
Mengutip Cleveland Clinic, dopamin adalah jenis neurotransmiter, yang berperan membawa pesan kimia antarsel-sel saraf di otak dan antara otak dengan saraf di seluruh tubuh.
Dopamin juga bertindak sebagai hormon, yang dibuat oleh kelenjar adrenal, kelenjar kecil berbentuk topi yang terletak di atas masing-masing ginjal Anda.
Baca juga: Fungsi Dopamin dalam Otak, untuk Bahagia hingga Bergerak
Dopamin juga merupakan hormon saraf yang dilepaskan oleh hipotalamus di otak Anda.
Fungsi dopamin bagi tubuh meliputi merangsang:
Dikutip dari Verywell Health, ketika fungsi dopamin terganggu, yang menyebabkan kekurangan atau kelebihan kadarnya, itu dikenal sebagai disregulasi.
Baca juga: 7 Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Dopamin yang Perlu Diketahui
Dalam bukunya, The Dopaminergic Mind in Human Evolution and History, psikolog dan ahli saraf Fred Previc, PhD, berpendapat bahwa kepribadian orang dengan "dopamin tinggi" memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
Banyak kondisi kejiwaan yang berhubungan dengan disregulasi dopamin. Namun, kelebihan dopamin dapat memainkan peran yang lebih merusak saat Anda sudah mengalami kecanduan terhadap sesuatu.
Selanjutnya, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang macam penyakit mental terkait otak kelebihan dopamin.
Baca juga: 6 Macam Masalah Akibat Kelebihan Dopamin
Disari dari Be Brain Fit, Cleveland Clinic, dan Healthline, berikut macam penyakit mental akibat kelebihan dopamin:
ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan disfungsi eksekutif (mengganggu kemampuan seseorang untuk mengelola emosi, pikiran, dan tindakannya sendiri).
Sebuah penelitian menemukan bahwa ketika kadar dopamin di otak tinggi, setiap subjek cenderung berperilaku lebih impulsif.
Baca juga: Bagaimana Kelebihan Dopamin Bikin Halusinasi dan Berkaitan dengan Skizofrenia?
Gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah penyakit mental yang ditandai dengan episode manik, depresi, atau keadaan campuran yang berulang.
Temuan konvergen dari studi farmakologis dan pencitraan mendukung hipotesis bahwa keadaan hiperdopaminergia, khususnya peningkatan ketersediaan reseptor D2/3 dan jaringan pemrosesan hadiah yang hiperaktif, mendasari epsiode manik.
OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan obsesi dan kompulsi.