KOMPAS.com - Banyak orangtua kewalahan menghadapi masalah anak susah makan. Kondisi yang umumnya dialami anak balita ini tak jarang juga bikin khawatir karena mengganggu tumbuh kembang buah hati.
Untuk mengenal lebih jauh masalah makan atau feeding difficulities ini, sebelum menyimak penyebab anak susah makan, dampak, dan cara mengatasinya, ketahui dulu ciri-cirinya.
Baca juga: 4 Dampak Negatif Menyuapi Anak Usia Sekolah
Pakar Gastrohepatologi Prof. dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), Ph.D menjelaskan, anak disebut mengalami kesulitan atau susah makan apabila mengalami beberapa hal berikut ini:
“Kondisi ini bisa menyulitkan orangtua dan berpotensi menjadi masalah karena di masa pertumbuhan banyak zat gizi yang dibutuhkan anak,” jelas Prof Hegar, melalui siaran pers yang diterima Kompas.com (21/7/2023).
Baca juga: Anak Susah Makan Bikin Gizi Buruk, Atasi dengan 7 Cara Berikut
Prof Hegar menyampaikan, penyebab anak susah makan bisa berasal dari faktor lingkungan, perilaku, psikologis, atau bisa juga disebabkan gangguan organik seperti gangguan saluran pencernaan.
Menurut dia, gangguan organik berkontribusi pada 20-30 persen kasus anak susah makan. Sedangkan sisanya, berasal dari faktor lingkungan sampai perilaku.
Berikut beberapa faktor penyebab anak susah makan dari gangguan organik yang perlu diketahui para orangtua:
Penyakit seperti refluks gastroesofagus, GERD atau gastro-esophageal reflux disease, infeksi saluran cerna, sampai kolik infantil bisa menimbulkan gejala diarem muntah, sakit perut, sampai demam yang mengurangi nafsu makan.
Anak yang mengalami alergi makanan, terutama alergi protein susu sapi atau gluten juga cenderung susah makan.
Gangguan tumbuh kembang ini dapat memengaruhi kemauan makan, membuat anak susah mengunyah, dan menelan makanan.
Prof Hegar menyebutkan, feeding difficulties bisa jadi disebabkan gangguan pencernaan karena penyakit atau beberapa kondisi di atas memengaruhi nafsu makan anak dan rutinitas makan sehari-hari.
“Gangguan pencernaan bisa menyebabkan ketidaknyamanan anak saat makan, dan terkadang membuat anak takut saat makan,” jelas dia.
Baca juga: Tanpa Perlu Banyak Drama, Ini 5 Cara Anak Anak Doyan Makan Sayur
Dokter tumbuh kembang anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH menjelaskan, dampak anak susah makan berisiko mengalami malnutrisi yang berdampak pada tumbuh kembangnya, termasuk sistem imunitas lemah.
"Anak dapat mengalami malnutrisi yang menyebabkan defisiensi gizi. Defisiensi gizi akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, pertumbuhan fisik, fungsi kognitif otak, motorik, fungsi fisiologis dan perubahan respons imun,” jelas Bernie.
Lebih lanjut Bernie menjelaskan, malnutrisi memicu defisiensi berbagai macam mineral, vitamin, dan protein. Sintesis protein yang tidak memadai dapat menurunkan daya tahan tubuh, termasuk fungsi imun. Kondisi ini membuat anak mudah sakit atau mengalami infeksi.
Untuk meminimalkan dampak di atas, Bernie menyebut ada beberapa cara mengatasi anak susah makan yang bisa dijajal orangtua.
“Perhatikan pola makan anak dan variasi makanan yang akan disajikan untuk anak. Selain itu, segera berkonsultasi ke dokter agar masalah makan ini tidak berdampak pada tumbuh kembang anak,” kata Bernie.
Setelah menyimak penjelasan penyebab anak susah makan, dampak, sampai cara mengatasinya di atas, orangtua jangan menyepelekan lagi masalah makan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.