Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Dampak Negatif Menyuapi Anak Usia Sekolah

Kompas.com - 21/07/2023, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Kebiasaan menyuapi anak usia sekolah saat makan bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologis, motorik, hingga memicu obesitas si kecil.

Karena itu, ayah dan ibu perlu membiasakan si kecil untuk mandiri ketika makan tanpa perlu disuapi.

Artikel ini akan membahas dampak negatif kebiasaan menyuapi anak yang sudah berada di usia sekolah.

Baca juga: Dampak Buruk Anak Tidak Dapat Pendidikan Seks Sejak Dini

Apa dampak negatif yang bisa timbul akibat menyuapi si kecil?

Berikut beberapa efek buruk menyuapi anak usia sekolah yang perlu ayah dan ibu ketahui:

  • Menghambat perkembangan psikologi anak

Dilansir dari Antara, psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, mengatakan bahwa menyuapi anak yang sebenarnya sudah bisa dilatih makan sendiri akan berdampak buruk bagi perkembangan psikologi buah hati.

Anak yang sudah cukup besar atau misal berusia sekitar 5 tahun yang masih disuapi saat makan akan menjadi tidak mandiri dan akhirnya menghambat perkembangan psikologi.

"Disuapin itu kan ciri bayi. Jadi, tidak berkontribusi pada perkembangan kemandirian anak. Selamanya dia akan merasa bahwa ia akan selalu dibantu sama orang lain," ujar Vera.

Lebih lanjut Vera menjelaskan, perkembangan psikologis yang terhambat pada akhirnya mengakibatkan motivasi belajar rendah, enggan melakukan kegiatan seorang diri, dan menolak mengerjakan hal-hal yang tidak mereka sukai.

  • Menghambat perkembangan motorik

Anak usia sekolah yang terbiasa disuapi saat makan bisa mengalami perkembangan motorik yang lebih lambat dibandingkan dengan anak yang mandiri.

Dilansir dari Raising Children, proses makan dapat melatih motorik anak dengan merasakan tekstur makanan, menggenggam sendok atau garpu, hingga mengangkat piring.

Sementara, anak yang disuapi cenderung hanya perlu membuka mulutnya saja, sehingga melewatkan proses motorik kasar dan halus yang penting bagi perkembangan fisik mereka.

  • Memicu gerakan tutup mulut (GTM)

Orangtua mungkin menyuapi anak agar buah hatinya bisa menghabiskan seporsi makanan yang telah disiapkan demi memperoleh gizi optimal.

Namun, alih-alih mendapatkan manfaat tersebut, si kecil justru bisa merasa tertekan. Ia dapat menganggap makan sebagai momen yang traumatik dan penuh paksaan.

Bila terus-menerus disuapi, si kecil bisa saja menolak makanan dengan gerakan tutup mulut (GTM).

Karena itu, biarkan si kecil menyantap sendiri makanannya sesuai porsi atau keinginan mereka, asal tetap seimbang, tidak kurang ataupun berlebihan.

Baca juga: 3 Penyebab Diabetes Tipe 1 pada Anak Naik Pesat menurut Ahli

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau