Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2023, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pemberian air susu ibu atau ASI ekslusif kepada bayi. Namun, tahukah Anda apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif?

Artikel ini akan menjelaskan apa itu ASI eksklusif dan jenis-jenis ASI yang perlu Anda ketahui.

Baca juga: Ketahui Manfaat ASI dan Cara Menyusui yang Tepat

Apa itu ASI ekslusif?

ASI ekslusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan makanan atau minuman lain, kecuali obat.

ASI ekslusif diberikan kepada bayi sesegera mungkin setelah dilahirkan hingga berusia 6 bulan.

Sederet penelitian membuktikan bahwa air susu ibu yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang si kecil.

Sebagai contoh, ASI yang keluar pada hari pertama hingga hari kelima setelah persalinan atau yang disebut dengan kolostrum memiliki lebih banyak protein, dibandingkan susu formula.

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), protein dari ASI mengandung lebih banyak whey, sehingga lebih mudah diserap oleh usus bayi.

Di dalam ASI juga terkandung beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada perkebangan jaringan otak, saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh.

Selain itu, ASI juga mengandung lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina mata.

Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk pembentukan sel dan jaringan.

Melihat berbagai kandungan nutrisi pada air susu ibu, para orangtua tak perlu ragu untuk hanya memberikan ASI saja atau ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama kehidupan.

Dikutip dari WHO, anak-anak yang mendapat ASI eksklusif memiliki kecerdasan yang lebih baik, cenderung tidak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, dan memiliki risiko yang lebih rendah menderita diabetes di kemudian hari.

Baca juga: 8 Cara agar ASI Banyak, Ibu Menyusui Perlu Tahu

Apa saja jenis-jenis ASI?

Dilansir dari YankesKemkes, ada tiga jenis air susu ibu yaitu kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Simak penjelasan berikut.

  • Kolostrum

Kolostrum adalah cairan susu yang pertamakali keluar dari payudara ibu.

Kolostrum memiliki warna yang berbeda dari ASI biasanya. Warna kolostrum yaitu putih kekuningan.

Kolostrum mengandung protein tinggi 8,5%, sedikit karbohidrat 3,5%, lemak 2,5%, garam dan mineral 0,4%, air 85,1%, dan vitamin larut lemak.

Selain itu, kolostrum juga tinggi imunoglobulin A (IgA) sekretorik, laktoferin, leukosit, serta faktor perkembangan seper faktor pertumbuhan epidermal.

Kolostrum perlu diminumkan kepada bayi karena berperan penting dalam membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir.

  • ASI transisi

ASI transisi adalah air susu ibu yang diproduksi setelah kolostrum. ASI transisi ini keluar hingga bayi berusia 14 hari.

Kandungan protein pada ASI transisi lebih rendah dibandingkan kolostrum.

Akan tetapi, lemak, laktosa, vitamin larut air, dan volume ASI makin meningkat seiring dengan frekuensi menyusui yang semakin sering.

Baca juga: Kenapa ASI Bening? Simak Penjelasan Berikut...

  • ASI matur

ASI matur merupakan ASI yang disekresi dari hari ke-14 seterusnya dan komposisinya relatif konstan.

ASI matur, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer, dan susu akhir atau susu sekunder.

Susu awal disebut juga dengan foremilk yang cenderung bening dan encer. Meski bening, ASI ini mengandung laktosa dan air yang diperlukan oleh bayi.

Laktosa yang terkandung pada ASI awal merupakan sumber energi untuk si kecil.

Sementara itu, susu akhir disebut juga dengan hindmilk. ASI ini memiliki tekstur yang lebih kental dengan warna putih pekat.

Hindmilk mengandung lemak yang memberikan banyak energi, memberi rasa kenyang, pembentukan otak, dan melindungi organ vital.

Bayi harus diberi kesempatan menyusu yang lama agar bisa mendapatkan ASI awal dan akhir secara seimbang.

Setelah mengetahui apa itu ASI eksklusif dan jenis-jenis ASI, ayah dan ibu tak perlu lagi untuk memberikan air susu ibu sejak bayi lahir hingga 6 bulan dan dilanjutkan sampai si kecil berusia 2 tahun.

Apabila Anda memiliki masalah terkait menyusui, seperti ASI tidak keluar, ASI seret, payudara bengkak, hingga hiperlaktasi, segera kunjungi dokter atau ahli laktasi untuk mencari tahu penyebab serta cara menanganinya.

Baca juga: 12 Pemicu ASI Tidak Keluar yang Pantang Diabaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com