KOMPAS.com - Baby blues adalah kondisi terkait perubahan suasana hati pada ibu setelah melahirkan. Perubahan suasana hati ini dapat bersifat ambivalen atau sang ibu merasakan bahagia bercampur kesedihan saat melihat bayinya.
Penyebab baby blues pada ibu belu diketahui secara pasti. Namun diduga berkaitan dengan perubahan hormon hingga riwayat masalah kesehatan mental.
Sebelum menyimak penjelasannya, kenali dulu gejala baby blues pada ibu berikut.
Baca juga: Ketahui Apa itu Baby Blues, Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
Kelahiran seorang anak memberikan perasaan senang dan kelegaan bagi sebagian wanita.
Akan tetapi, di satu sisi ibu bisa sedih dan ingin menangis karena merasa tidak berdaya atau kurang percaya diri, terutama ketika si kecil tampak rewel, susah tidur, dan tidak mau menyusu.
Disarikan dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Healthline, berikut gejala baby blues yang perlu Anda ketahui:
Ciri-ciri baby blues syndrome di atas bisa muncul setelah bayi lahir hingga dua minggu setelahnya.
Apabila gejala berlangsung lebih dari dua minggu, kemungkinan ibu menderita depresi pasca-persalinan.
Baca juga: Apakah Baby Blues Dapat Sebabkan Depresi? Begini Kata Dokter
Penyebab baby blues belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seorang ibu mengalami baby blues syndrome, antara lain:
Perubahan hormonal terjadi selama masa kehamilan hingga melahirkan. Setelah persalinan, kadar hormon progesteron dan estrogen menurun drastis.
Hormon progesteron dan estrogen yang rendah bisa menyebabkan wanita mengalami nyeri sendi, kulit kering, vagina mengering, sakit kepala, hingga rambut rontok.
Kondisi tersebut akhirnya bisa membuat para ibu mengalami baby blues syndrome setelah melahirkan bayinya.
Proses menyusui tidak selalu berjalan dengan mulus. Pada hari-hari awal setelah persalinan, ibu bisa saja mengeluhkan masalah laktasi, seperti ASI tidak keluar atau ASI seret.
Hal ini lantas memicu perasaan tidak berdaya dan kecemasan pada sang ibu karena takut anaknya tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Komentar dari keluarga atau orang terdekat mengenai kondisi fisik ibu setelah melahirkan, pola asuh terhadap bayi bisa membuat wanita merasa tertekan dan mengalami baby blues.
Padahal, seorang ibu memerlukan dukungan secara fisik dan emosional dari keluarga atau orang terdekat selama masa pemulihan dan mengurus buah hati.
Baca juga: Ibu Baru, Kenali Beda Gejala Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Kurang istirahat adalah masalah yang paling sering dialami seorang ibu setelah melahirkan.
Hal ini bisa disebabkan karena siklus tidur bayi baru lahir yang belum teratur, sehingga sering kali menyebabkan ibu terbangun di malam hari dan begadang.
Kemudian ketika siang hari, sang ibu yang seharusnya bisa beristirahat justru harus menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya yang berdampak ibu merasa lelah secara fisik dan mental.
Dilansir dari Siloam Hospitals, wanita dengan riwayat gangguan mental lebih rentan mengalami baby blues syndrome. Terutama jika sebelumnya ibu pernah mengalami depresi, gangguan cemas, atau bipolar.
Dengan mengetahui gejala dan penyebab baby blues syndrome, seorang ibu yang baru melahirkan dapat lebih dini mengenali kondisi psikisnya.
Apabila ibu merasa mengalami baby blues, ada baiknya untuk menyampaikan kondisi tersebut kepada suami atau keluarga terdekat dan bisa juga berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga: Pahami Gejala dan Cara Mengatasi Baby Blues
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.