KOMPAS.com - Seorang ibu bisa mengalami baby blues syndrome setelah melahirkan. Hal ini ditandai dengan pergolakan emosi, misalnya merasakan kegembiraan, haru, hingga kecemasan setelah melahirkan bayinya.
Baby blues syndrome biasanya berlangsung selama dua minggu pasca-persalinan.
Kondisi mental ibu umumnya akan kembali pulih setelah beradaptasi dengan kehidupan barunya, pulih secara fisik, serta mendapat dukungan orang terdekat.
Akan tetapi, beberapa wanita mungkin mengalami gejala baby blues yang berkelanjutan.
Untuk mengetahui apa yang terjadi jika baby blues pada ibu tak kunjung sembuh, simak penjelasan berikut.
Baca juga: Ketahui Apa itu Baby Blues, Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
Psikolog klinis RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Elina Raharisti Rufaidhah, S.Psi., M.A.Psi., menjelaskan bahwa baby blues syndrome pada ibu yang tidak kunjung sembuh setelah dua minggu, bisa menjadi masalah yang lebih serius yaitu depresi pasca-persalinan atau postpartum depression (PPD).
"Baby blues adalah perasaan sedih, lelah, dan cemas yang umumnya muncul dalam beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan. Biasanya, gejala ini mereda dengan sendirinya," ucap Elina kepada Kompas.com, Rabu (6/9/2023).
"Jika perasaan baby blues tidak kunjung membaik setelah dua minggu, ini bisa menjadi tanda bahwa ibu mengalami postpartum depression (PPD)," imbuhnya.
Ciri-ciri depresi pasca-persalinan bisa berupa gejala baby blues yang kian parah, perasaan tak berdaya, serangan panik, keinginan untuk menyakiti si kecil, hingga niat untuk bunuh diri.
Menurut Elina, depresi pasca persalinan bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti perubahan hormon, stres, ketidakpastian dalam merawat bayi baru, hingga riwayat masalah kesehatan mental pada new mom.
Baca juga: 5 Penyebab Baby Blues pada Ibu yang Perlu Diketahui
Seperti dijelaskan di atas, baby blues yang berkelanjutan atau tidak kunjung sembuh memicu depresi pasca persalinan.
Depresi pasca persalinan adalah masalah kesehatan mental yang bisa membahayakan ibu dan bayinya, sehingga perlu mendapat penanganan dari psikolog atau dokter.
Ibu yang mengalami depresi pasca persalinan membutuhkan perawatan seperti konseling dengan psikiater atau psikolog klinis agar segera pulih.
Selain berkonsultasi dengan ahli, Elina menyebut bahwa ibu yang mengalami depresi pasca persalinan dapat diberi terapi kognitif perilaku (CBT) hingga obat-obatan untuk kasus yang lebih parah.
Anda tidak disarankan membeli obat-obatan yang dijual bebas dengan klaim bisa menyembuhkan depresia. Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi depresi pasca persalinan harus dengan resep dokter
Baca juga: 3 Terapi untuk Mengatasi Baby Blues Menurut Ahli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.