KOMPAS.com - Atlet tinju asal Bondowoso, Farhat Mika Rahel Riyanto (15), meninggal dunia usai bertanding dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur di Jombang, Jawa Timur, Senin (11/9/2023).
Farhat terjatuh pada ronde ketiga lantas dilarikan ke RSUD Jombang sesaat seusai pertandingan dihentikan.
Setelah sempat menjalani perawatan di ICU, petinju kelas 46 kilogram tersebut dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (12/9/2023) dini hari.
Seperti diberitakan Kompas.com, atlet tinju Porprov Jatim itu menerima pukulan di area kepala saat pertandingan berjalan di ronde ketiga. Ia lantas terjatuh dan tak sadarkan diri.
Artikel ini akan membahas potensi bahaya olahraga tinju yang perlu diwaspadai.
Baca juga: 3 Tips Olahraga Malam agar Sehat dan Bugar Menurut Ahli
Semua aktivitas yang melibatkan pukulan terutama di area kepala, seperti tinju, dapat mengakibatkan risiko yang berbahaya bagi kesehatan atlet.
Efek olahraga tinju yang paling umum yaitu mengakibatkan tubuh mengalami luka dan lebam, gigi patah, patah tulang, hingga kerusakan organ dalam.
Selain itu, dsarikan dari VerywellFit dan Sportsver, ada beberapa potensi bahaya olahraga tinju yang perlu diwaspadai, yaitu:
Menurut American Association of Neurological Surgeons, sebanyak 90 persen petinju mengalami cedera otak traumatis di sepanjang karier mereka.
Pukulan di kepala dapat menyebabkan patah tulang, kerusakan jaringan otak, gegar otak, merobek jaringan saraf, hingga menyebabkan lesi atau pendarahan.
Atlet tinju memiliki risiko lebih besar terkena penyakit saraf di usia senja, seperti Alzheimer dan Parkinson.
Sebuah studi menunjukkan, semakin sering bertanding, maka semakin tinggi risiko atlet tinju mengalami masalah saraf tersebut.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kemarahan, Termasuk olahraga
Kedua mata kita hanya dilindungi oleh tulang wajah di bagian samping kiri dan kanan. Akan tetapi, mata rentan terkena hantaman langsung dari arah bawah.
Pukulan dari bawah menyebabkan cedera pada retina, ablasi retina, pendarahan retina, hingga risiko kebutaan.
Keinginan untuk menang dan tekanan dari lawan di setiap laga membuat atlet tinju berisiko mengalami masalah kesehatan mental.
Beberapa gangguan mental yang bisa dialami petinju antara lain depresi, gangguan cemas, hingga paranoid.
Pada kasus yang parah, atlet tinju bisa mengalami kondisi punch drunk syndrome. Ini adalah kerusakan pada saraf yang menyebabkan trauma otak dan gegar otak.
Tidak bisa dimungkiri bahwa banyak kasus petinju meninggal dunia karena pukulan keras di kepala.
Karena itu, jika petinju tampak limbung, susah bangkit, atau kehilangan kesadaran usai menerima pukulan di area kepala, pertandingan biasanya dihentikan dan atlet harus segera dibawa ke UGD rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Baca juga: 4 Bahaya Olahraga Berlebihan
Tinju merupakan olahraga yang bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran, menambah stamina, membantu menurunkan berat badan, hingga memelihara kesehatan jantung.
Akan tetapi, ada potensi bahaya tinju yang perlu Anda waspadai, terutama jika dilakukan secara amatir atau tanpa pengawasan dari pelatih dan tim medis.
Untuk itu, jika Anda berencana menjajal tinju atau olahraga lain yang membutuhkan kekuatan fisik ekstra, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter. Anda juga disarankan untuk selalu didampingi pelatih profesional jika ingin melakukan olahraga ekstrem ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.