Perubahan komposisi kimia dan tekstur makanan yang dibakar dapat mengganggu proses pencernaan normal dan membebani sistem pencernaan.
Baca juga: 7 Efek Samping Makan Garam Berlebihan
Makanan yang hangus dapat mengandung senyawa karsinogenik, seperti akrilamida, PAH, dan HCA.
Zat-zat ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Konsumsi makanan gosong dalam waktu lama dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya jenis kanker, seperti kanker usus besar, lambung, dan pankreas.
Ketika makanan dibakar, akan mengalami proses yang disebut oksidasi, dimana lemak dan minyak yang ada dalam makanan menjadi teroksidasi.
Oksidasi ini menyebabkan produksi radikal bebas, yaitu molekul yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan dalam tubuh.
Saat Anda mengonsumsi makanan yang dibakar, lemak dan minyak teroksidasi ini akan masuk ke dalam sistem tubuh Anda.
Kehadiran senyawa teroksidasi dapat meningkatkan stres oksidatif, suatu keadaan di mana terdapat ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralisirnya dengan antioksidan.
Baca juga: Makanan Apa Saja yang Tidak Boleh Dimakan oleh Penderita Eksim?
Akibat makanan gosong, produk akhir glikasi lanjut (AGEs) akan meningkat.
AGEs adalah senyawa yang terbentuk ketika gula bereaksi dengan protein atau lemak selama metode memasak bersuhu tinggi seperti memanggang, menggoreng, atau memanggang.
AGEs adalah senyawa yang terbentuk ketika gula bereaksi dengan protein atau lemak selama metode memasak di suhu tinggi, seperti memanggang atau menggoreng.
AGEs dapat memicu respons peradangan dalam tubuh, sehingga menyebabkan peradangan kronis.
Peradangan kronis dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, dan jenis kanker tertentu.
Baca juga: 4 Makanan Mengandung Probiotik, Ada Tempe dan Keju
Makanan yang gosong berisiko menampung bakteri atau racun berbahaya akibat proses memasak yang tidak sempurna.
Jika bagian luar makanan gosong, tetapi bagian dalamnya masih kurang matang, bagian tersebut dapat menciptakan lingkungan untuk bakteri bertahan hidup dan berkembang biak.
Ini biasanya banyak terjadi pada makanan, seperti unggas, daging, makanan laut, dan telur, yang lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri.
Bakteri seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Campylobacter, dan Listeria monocytogenes umumnya dikaitkan dengan makanan yang kurang matang atau tidak dimasak dengan benar.
Setelah mengetahui efek samping makanan gosong di atas, diharapkan Anda dapat lebih berhati-hati dalam mengolah makanan dan mengonsumsinya demi kesehatan Anda dan orang terdekat Anda.
Baca juga: 14 Makanan untuk Penderita Penyakit Jantung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.