KOMPAS.com - JOMO atau Joy of Missing Out rasa senang atau puas yang muncul ketika kita melewatkan suatu acara atau pengalaman yang sedang ramai diperbincangkan.
Hal ini memang berbanding terbalik dengan FOMO yang membuat kita takut ketinggalan akan suatu hal.
Jika FOMO bisa membuat kita khawatir sehingga berdampak buruk pada kesehatan mental, JOMO bisa mendatangkan hal sebaliknya.
Untuk lebih jelasnya, ketahui apa itu JOMO dan manfaatnya untuk kesehatan mental berikut ini.
Baca juga: Kenali Mengapa Kita Mengalami FOMO dan Bahayanya untuk Kesehatan
Dilansir dari Psychology Today, JOMO atau Joy of Missing Out adalah perasaan puas dan keberhadiran pada situasi diri pada saat ini.
Kondisi ini membuat Anda tidak memiliki keinginan untuk membandingkan diri dengan orang lain.
JOMO membuat Anda ingin menjalani hidup secara perlahan, menghargai interaksi dengan orang lain, memanfaatkan waktu dengan baik, serta memahami perasaan yang muncul, baik itu positif dan negatif.
Berbeda dengan FOMO atau Fear of Missing Out, JOMO memberikan Anda ketenangan batin dan memahami prioritas yang lebih penting untuk diri sendiri.
Baca juga: Kenali Apa Itu FOMO, Penyebab, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Seperti yang disebutkan sebelumnya, JOMO justru mendatangkan dampak positif untuk kesehatan mental. Dengan menerapkan JOMO, kita akan terbebas dari rasa khawatir.
Melansir BMC Psychology menyebutkan bahwa FOMO bisa membuat seseorang mengalami depresi dan kecemasan.
Hal ini bisa membuat kita rentan mengalami gangguan tidur, penurunan kepuasan hidup, dan peningkatan kadar stres.
Sebaliknya, JOMO justru membantu menurunkan tingkat stres dan cemas, yang menjadi dua masalah kesehatan mental serius.
Ketika kita terus-menerus mengejar suatu hal, kita akan kehilangan momen saat ini.
Dengan sikap JOMO, kita bisa menjalani hari dengan santai dan menghargai hal-hal sederhana dalam hidup yang juga akan berdampak positif pada kesehatan mental.
Baca juga: Kaitan Gangguan Kesehatan Mental dan Tingkat Kecerdasan
Tentu tidak mudah menerapkan JOMO dalam kehidupan sehari-hari, apalagi di tengah maraknya penggunaan media sosial.
Namun, ada beberapa cara sederhana yang bisa membuat Anda dapat menerapkan JOMO dengan mudah. Melansir Psycom, berikut adalah beberapa cara menerapkan JOMO dalam kehidupan.
Saat Anda melakukan satu aktivitas, fokuslah pada aktivitas tersebut. Misalnya saat Anda cuci piring, fokus pada hal tersebut.
Cuci saja piringnya tanpa harus memikirkan panggilan telepon, musik, atau acara lain yang akan datang.
Ambil napas dalam-dalam dan fokus pada nafas. Jika Anda benar-benar fokus pada nafas Anda, pikiran Anda tidak akan kemana-mana lagi.
Meluangkan waktu untuk mencatat semua hal yang dapat disyukuri membantu kita berfokus pada apa yang sudah ada dibandingkan dengan kemungkinan yang akan terjadi.
Anda tidak selalu harus menghadiri undangan atau ajakan orang lain, membalas pesan, atau menerima panggilan telepon.
Terkadang mengatakan "tidak" adalah cara terbaik untuk mencintai diri sendiri.
Jika Anda merasa cemas, coba perhatikan hal detail yang ada di sekitar.
Memperhatikan tekstur kursi yang Anda duduki, bagaimana rasanya memperhatikan tekstur tangan Anda, dan merasakan sepatu di kaki Anda adalah cara-cara untuk membawa Anda ke dalam pengalaman fisik Anda saat ini.
Memahami apa itu JOMO dan manfaatnya untuk kesehatan mental sangatlah penting agar Anda lebih merasa puas dengan apa yang dimiliki saat ini.
Meskipun sulit untuk dilakukan, Anda bisa mencoba beberapa cara di atas agar hidup menjadi lebih tenang dan kesehatan mental lebih terjaga.
Baca juga: Sama-Sama Respons Emosional Tubuh, Apa Beda Stres dan Cemas?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya