KOMPAS.com - Katalin Karikó bersama rekannya Drew Weissman didapuk menjadi penerima penghargaan Nobel di Bidang Fisiologi atau Kedokteran 2023, pada Senin (2/10/2023).
Penghargaan paling bergengsi di dunia ini diberikan atas konsistensinya dalam mengembangkan teknologi mRNA (messenger ribo-nukleat acid) selama lebih dari dua dekade.
Teknologi ini belakangan jamak digunakan untuk vaksin Covid-19, yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Vaksin tersebut berhasil menyelamatkan manusia ke luar dari jerat pandemi Covid-19. Selain itu, mRNA juga potensial mengatasi penyakit lain di masa depan.
Baca juga: Penting untuk Perangi Penyakit Menular, Bagaimana Vaksin Dikembangkan?
Dikutip dari laman University of Pennsylvania, Kariko awalnya menyelidiki aktivasi kekebalan yang dimediasi RNA. Awalnya, banyak orang meragukan risetnya. Tapi ia pantang menyerah.
Bersama Weissman, ia turut menemukan modifikasi nukleosida ternyata dapat menekan imunogenisitas RNA. Dengan begitu, teknologi mRNA bisa dikembangkan untuk mengobati penyakit.
Berikut profil Katalin Kariko dan jatuh bangunnya menjadi salah satu ilmuwan wanita yang diakui di seluruh penjuru dunia.
Baca juga: Kisah M. Habib Shaleh, Lahir Kembali setelah Koma Cedera Olahraga
Dinukil dari Womenshistory, Katalin Karikó lahir pada 17 Januari 1955 silam. Ia tumbuh dan besar di kota kecil bernama Kisujszallas, di Hongaria, Eropa Tengah.
Ayahnya seorang penjual daging. Sejak dini, Kariko sudah punya ketertarikan menjadi seorang ilmuwan.
Ia menempuh pendidikan di bidang kesehatan di University of Szeged, Hongaria, dengan gelar sarjana di bidang biologi pada 1978, lalu meraih gelar doktor di bidang biokimia pada 1982.
Setelah itu, ia bekerja sebagai rekanan pasca-doktoral di Pusat Penelitian Biologi. Di sana ia mulai menekuni mRNA, skrip genetik yang membawa instruksi DNA ke mesin pembuat protein di setiap sel.
Sayang, ketekunannya tersebut terganjal dana ketika program penelitian universitas setempat kehabisan uang pada 1985. Ia lantas memutuskan meninggalkan Hongaria dan mengejar karier di bidang akademis.
Pada tahun yang sama, Karikó menikah dengan Bela Francia, seorang insinyur. Mereka dianugerahi putri bernama Susan.
Selang dua tahun, Kariko mendapatkan tawaran beasiswa pascadoktoral lain dari Temple University di Philadelphia AS. Ia pun memutuskan hijrah ke AS untuk studi tersebut.
Tapi, jalan studinya tak mulus. Hongaria hanya mengizinkan keluarga tersebut membawa 100 dollar AS ke luar negeri.