Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Katalin Kariko Tekuni Teknologi mRNA Berbuah Nobel

Kompas.com - 09/10/2023, 12:01 WIB
Agustin Tri Wardani,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

BioNTech berhasil merancang vaksin mRNA untuk Covid-19 dalam hitungan jam, dan Moderna merancangnya dalam waktu dua hari.

Ide pembuatan kedua vaksin tersebut adalah untuk memasukkan mRNA ke dalam tubuh, lalu dalam waktu singkat menginstruksikan sel manusia untuk memproduksi protein, dan menyerang virus corona dalam tubuh.

Vaksin tersebut kemudian dikemas menjadi nano-partikel lipid (LNP) untuk memungkinkan mRNA menarget bagian tubuh tepat, dan memicu respons imun untuk melawan penyakit.

Hasil uji keberhasilan vaksin mRNA tersebut membuat Kariko tidak ragu dan sangat yakin jika dirinya berhasil.

Pada 8 November 2020, hasil uji klinis Pfizer-BioNTech keluar dan menunjukkan bahwa vaksin mRNA terbukti efektif memberikan kekebalan terhadap Covid-19.

Kala itu, Kariko seketika menoleh ke suaminya dengan perasaan lega dan bahagia karena teknologinya berhasil menjadi solusi krisis kesehatan dunia.

Untuk merayakan pencapaiannya, Kati pun memakan sekotak kacang Goobers berlapis coklat sendirian.

Baca juga: 10 Virus Paling Mematikan di Dunia Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia

Konsistensi berbuah manis untuk Katalin Kariko

Sepanjang kariernya, Kariko fokus pada mRNA. Teknologi ini merupakan skrip genetik yang membawa instruksi DNA ke mesin pembuat protein setiap sel.

Pakar penyakit menular terkemuka dari National Institutes of Allergy and infectious Diseases National Institute of Health AS Anthony Fauci sudah lama mengamati minat Kariko pada mRNA yang begitu tinggi.

“Kariko, dalam arti positif, terobsesi dengan konsep mRNA,” kata Fauci.

Menurut Fauci, Kariko meyakini mRNA dapat digunakan untuk memerintahkan sel dalam tubuh untuk membuat obat sendiri, termasuk vaksin.

Para ilmuwan termasuk Fauci yakin betul, ke depan teknologi yang dikembangkan Kariko dan rekannya bisa menjadi kunci memutus mata rantai penularan penyakit lain.

“Teknologi ini akan bertransformasi. Vaksin mRNA sudah mengalami transformasi untuk Covid-19, dan bisa juga untuk vaksin lainnya seperti HIV, Influenza, malaria.” kata Fauci.

Bagi banyak ilmuwan, riset dan penemuan lazim diikuti dengan perencanaan untuk menghasilkan uang, membentuk perusahaan, atau mendapatkan paten. Tapi, tidak bagi Kariko.

“Itu adalah hal terjauh dari pikiran Kati.” kata Dr. Langer, ahli bedah saraf yang pernah bekerja dengan Kariko.

Suaminya berkata jika Kariko bolak-balik ke kantor setiap malam, termasuk di akhir pekan, untuk lembur di laboratorium. Hari kerja yang tiada habisnya itu kalau dihitung-hitung hanya menghasilkan sekitar satu dollar AS per jam.

Demi risetnya, Kariko selalu berpindah-pindah dari satu laboratorium ke laboratorium lain dengan mengandalkan jaringan dari ilmuwan senior satu demi satu untuk menerimanya. Sayangnya, penghasilan yang ia terima kurang dari 60.000 dollar AS setahun.

Namun, konsistensi, ketekunan, dan semangat dalam meneliti mRNA berbuah manis. Tak cuma pengakuan, Majelis Nobel dari Universitas Kedokteran Karolinska Institutet Swedia turut memberikan apresiasi sekitar 1 juta dollar AS untuk Katalin Kariko dan rekannya.

Baca juga: 5 Manfaat Virus Bagi Manusia, Tak Selalu Jadi Biang Penyakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau