KOMPAS.com - Adenomiosis dan endometriosis sama-sama merupakan kelainan pada jaringan endometrium yang melapisi bagian dalam rahim wanita.
Meski begitu, dilihat dari gejala, lokasi jaringan, dan cara diagnosisnya, adenomiosis dan endometriosis adalah dua masalah organ reproduksi yang berbeda.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut apa saja perbedaan adenomiosis dengan endometriosis.
Baca juga: 7 Tanda-tanda Adenomiosis, Wanita Perlu Waspada
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa perbedaan adenomiosis dan endometriosis yang perlu Anda tahu:
Pada endometriosis, jaringan endometrium yang seharusnya melapisi bagian dalam uterus tumbuh di luar uterus.
Sementara itu pada adenomiosis, jaringan endometrium yang seharusnya melapisi bagian dalam uterus menyebar ke dinding otot uterus.
Adenomiosis dan endometriosis memiliki ciri yang sama yaitu nyeri perut ringan yang berangsur kian parah saat menstruasi.
Namun, adenomiosis dan endometriosis juga memiliki gejala yang berbeda. Untuk mengetahui perbedaannya, simak gejala adenomiosis dan endometriosis berikut:
Gejala adenomiosis antara lain:
Sementara, gejala endometriosis yaitu:
Baca juga: 5 Cara Mengobati Adenomiosis pada Wanita Agar Bisa Hamil
Faktor risiko adenomiosis yang umum ialah pernah melahirkan, riwayat operasi rahim seperti operasi sesar atau kuretase, dan penggunaan tamoxifen untuk mengobati kanker payudara.
Wanita dengan kebiasaan merokok dan berusia paruh baya juga lebih berisiko mengalami adenomiosis.
Sementara itu faktor yang bisa meningkatkan risiko endometriosis pada seorang wanita yaitu mengalami menstruasi lebih awal (di bawah 12 tahun), siklus haid yang pendek, dan terhambatnya aliran menstruasi.
Adenomiosis sulit didiagnosis. Dulunya, diagnosis adenomiosis dilakukan melalui pemeriksaan sampel jaringan, misalnya setelah operasi rahim.
Namun, kini pemeriksaan adenomiosis dilakukan pengambulan garam menggunakan sonogram untuk mengetahui apakah kondisi rahim Anda tampak menebal (bengkak) atau lunak.