KOMPAS.com - Apakah kamu pernah pingsan saat upacara, kepanasan, atau ketakutan?
Apakah kamu tahu kenapa pingsan kamu alami karena terjadi hal-hal tersebut?
Para ilmuwan terdahulu mengungkapkan bahwa pingsan terjadi karena aliran darah ke otak secara tiba-tiba tersendat.
Baca juga: 4 Penyebab Pingsan yang Perlu Diwaspadai
Namun, saat itu masih ada beberapa pertanyaan yang jawabannya masih menjadi misteri, yaitu apa yang menyebabkan aliran darah seseorang berubah secara spontan? Lalu, bagian otak manakah yang memainkan peran penting itu?
Melansir NBCNews pada Sabtu (4/11/2023), penelitian baru pada tikus, yang diterbitkan pekan ini di jurnal Nature, membuka sedikit misteri tentang mekanisme yang mendasari kenapa kita bisa pingsan.
Para peneliti berteori bahwa aktivasi neuron yang menghubungkan jantung dan otak yang dapat menyebabkan kita bisa pingsan.
“Ini adalah langkah pertama yang menunjukkan bahwa pingsan lebih dari sekedar berkurangnya aliran darah,” kata Vineet Augustine, asisten profesor neurobiologi di University of California, San Diego dan salah satu penulis penelitian.
Baca juga: Terlihat Sepele, Kebanyakan Main Game Bisa Bikin Anak Pingsan
Augustine mengatakan bahwa pengurangan aliran darah memang berperan, tetapi ada sirkuit otak lain yang memainkan peran untuk menyebankan kita bisa pingsan dalam situasi tertentu.
“Ini tidak sesederhana apa yang dikatakan dalam buku teks kardiologi,” ujar Augustine.
Secara khusus, para peneliti menemukan bahwa neuron di bawah tengkorak mengirimkan sinyal dari jantung ke otak yang memicu penurunan detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan.
Hal tersebut, pada gilirannya, dapat menyebabkan pingsan yang paling umum, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai “sinkop refleks”.
Itu adalah pingsan yang dapat disebabkan oleh dehidrasi, melihat darah, atau berdiri dalam waktu lama.
Baca juga: Infeksi Aliran Darah
Dr. Zachary Goldberger, ahli jantung di University of Wisconsin-Madison School of Medicine and Public Health yang bukan bagian dari penelitian baru ini mengungkapkan pentingnya penemuan para ilmuwan tersebut.
“Sering kali kita hanya bingung apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya,” ucap Goldberger.
Menurutnya dengan temuan para ilmuwan tentang penyebab pingsan, para petugas medis dapat merencanakan terapi untuk mengatasinya.
Temuan ini tidak berlaku untuk pingsan yang disebabkan oleh masalah jantung, seperti ritme jantung yang sangat lambat atau cepat.
Menurut Goldberger, kejadian seperti itu lebih jarang terjadi dan lebih mematikan.
Baca juga: 7 Hal yang Bisa Terjadi Jika Aliran Darah Tidak Lancar
Dalam penelitian tersebut, para peneliti berspekulasi bahwa pingsan disebabkan oleh aktivasi saraf vagus.
Saraf vagus adalah saraf kranial kesepuluh yang menghubungkan otak ke organ lain.
Saraf vagus adalah bagian dari sistem saraf parasimpatis, yang membantu tubuh beristirahat dan rileks.
Para ilmuwan menduga bahwa ketika orang pingsan, respons parasimpatisnya menjadi berlebihan, sehingga detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan mereka menjadi terlalu lambat.
Untuk mengetahui peran saraf vagus dalam pingsan, para peneliti memeriksa organ dalam tikus yang pingsan di bawah mikroskop.
Baca juga: 5 Cara Menangani Orang Pingsan
Dari sana, para ilmuwan mengidentifikasi rangkaian neuron tertentu di saraf vagus yang berjalan dari ruang bawah jantung ke batang otak atau bagian bawah otak.
“Setiap neuron memiliki dua cabang,” kata Augustine.
Satu cabang menuju ke jantung dan cabang lainnya menuju ke batang otak. Jadi, cabang tersebut menangkap sinyal dari jantung dan kemudian meneruskannya ke batang otak.
Selanjutnya, Jonathan Lovelace, staf peneliti di laboratorium Augustine dan salah satu penulis penelitian mengungkapkan bahwa para peneliti menguji apakah stimulasi neuron spesifik pada tikus dapat menyebabkan pingsan.
Para ilmuwan kemudian mengaktifkan neuron. Itu memungkinkan para tikus berjalan selama lima detik, lalu secara spontan terjatuh dan terdiam.
Baca juga: Temuan Penelitian: Minum Alkohol Tiap Hari Tingkatkan Tekanan Darah
“Setelah beberapa detik, mereka akan bangkit kembali dan mulai berjalan,”
Tikus-tikus tersebut menunjukkan tanda-tanda klasik pingsan pada manusia, yaitu tekanan darah, pernapasan dan detak jantung mereka menurun, pupil mereka membesar, dan mata mereka berputar.
Para peneliti juga memperhatikan bahwa mengaktifkan neuron akan menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah dari jantung ke otak. Ini dua tanda khas pingsan.
Namun, Agustinus mengatakan masih banyak hal yang harus dipelajari tentang penyebab pingsan terjadi.
Para ilmuwan masih belum mengetahui apa yang mengaktifkan jalur saraf dalam kehidupan nyata, atau apakah temuan ini bisa diterapkan pada manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.