KOMPAS.com - Pengidap HIV/AIDS akan membutuhkan perawatan seumur hidup sehingga tidak boleh putus obat untuk menghindari kemungkinan fatal yang dapat terjadi.
Melansir HIV Info, pengidap HIV/AIDS harus melalukan kepatuhan pengobatan seperti sesegera mungkin memulai pengobatan HIV, rutin mendatangi janji medis, dan minum obat HIV setiap hari.
Orang dengan HIV harus minum obat HIV yang disebut obat anti-retroviral atau ART guna membantu hidup lebih lama, hidup lebih sehat, dan mengurangi risiko penularan HIV.
Lalu, apa kemungkinan akibat putus obat bagi pengidap HIV/AIDS? Untuk itu, simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena Monkeypox, Begini Penjelasan Ahli
Anggota dewan pertimbangan PB IDI, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menjelaskan mengenai akibat putus obat bagi pengidap HIV.
Ia mengatakan bahwa ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang putus obat meskipun hanya sedikit dapat meningkatkan risiko timbulnya virus yang resisten terhadap obat-obatan HIV.
Resistensi ini menandakan bahwa beberapa sel HIV bermutasi dan terus bereproduksi meskipun telah diobati.
Virus tersebut dalam menyebar ke orang lain dan mengakibatkan terjadinya kendala pengobatan HIV yang dapat mengancam kesehatan ODHA.
“Begitu putus obat, walaupun sedikit, itu akan timbul virus yang resisten. Jadi kalau virus yang resisten ini meluar ke orang lain, maka obat menjadi tidak mempan. Jadi bikin kendala pengobatan, “ kata Zubairi pada pertemuan virtual yang diadakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam rangka Hari AIDS Sedunia, Kamis (30/11/2023).
Pengidap HIV/AIDS yang putus obat akan mengalami kondisi kesehatan yang memburuk hingga kematian.
“Tetapi masalahnya, ODHA ini banyak juga yang putus obat, sehingga memburuk dan bisa meninggal,” ungkapnya.
Di Indonesia, para ODHA yang putus obat memiliki angka yang cukup tinggi.
“Dan data yang putus obat itu lumayan tinggi, dan yang bikin resisten itu ODHA narkotik yang ada di penjara, itu angkanya juga tinggi,” imbuh Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi ini.
Terdapat hubungan putus obat HIV/AIDS dengan kesehatan ODHA lainnya yang bisa menjadi ancaman yaitu hancurnya sistem kekebalan tubuh ODHA secara terus menerus akibat kepatuhan mengonsumsi obat yang buruk.
Sistem kekebalan yang rusak tersebut akan membuat tubuh ODHA sulit melawan infeksi dan jenis kanker tertentu.
Selain semakin melemahnya tubuh, gejala jika HIV putus obat yang bisa dirasakan oleh ODHA yaitu semakin bertambahnya virus HIV dan munculnya berbagai perkembangan penyakit di dalam tubuh.
Baca juga: 10 Rekomendasi Penanganan HIV/AIDS dari PB IDI
Zubairi memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan yaitu dengan menyiapkan relawan dan konseling untuk membantu dan memastikan ODHA agar dapat mengakses obat anti-retroviral (ARV) dengan tepat.
Upaya ini penting untuk dilakukan sehingga mencegah terjadinya putus obat, terutama bagi ODHA pengguna narkotika.
“Jadi rekomendasinya adalah menyiapkan relawan dan konseling HIV yang telah terbukti untuk membantu ODHA mengakses obat antiretroviral dan menjaga agar tidak putus obat juga untuk ODIV pengguna narkotika,” jelas Zubairi.
Pengidap HIV/AIDS yang putus obat dapat mengalami berbagai masalah kesehatan yang dapat mengancam kematian.
Maka dari itu, kesadaran diri memang diperlukan agar terus rutin mengonsumsi obat HIV/AIDS demi peningkatan harapan hidup.
Memahami akibat putus obat bagi pengidap HIV/AIDS di atas sangatlah penting sehingga penderita dapat untuk terus mematuhi perawatan HIV/AIDS sesuai rekomendasi dokter.
Baca juga: Waspada Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena TBC, Begini Kata Pakar...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.