Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Macam Nutrisi untuk Mencegah Stunting yang Harus Diketahui

Kompas.com - 05/12/2023, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Stunting masih menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia.

Pemerintah Indonesia memiliki target stunting 14 persen paada 2024, tetapi pencapaian saat ini masih jauh.

Baca juga: Demam Berdarah Bisa Jadi Penyebab Stunting Pada Anak, Ini Saran Dokter

Data terakhir dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diumumkan dalam Rapat Kerja Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Rabu (25/1/2023), prevalensi stunting di Indonesia masih 21,6 persen pada 2022.

Kendati, prevelansi stunting itu telah mengalami perbaikan dari 2021 yang tercatat 24,4 persen.

Sementera, standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait prevalensi stunting harus di angka kurang dari 20 persen.

Baca juga: Begini Cara Pemberian ASI untuk Mencegah Stunting pada Bayi BBLR

Apa itu stunting?

Menukil keterangan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stunting adalah gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Tidak semua balita pendek itu stunting. Namun, semua anak yang stunting pasti pendek.

Bahaya stunting pada anak sangatlah serius. Kemenkes memaparkan bahwa dampak stunting meliputi jangka pendek dan panjang.

Dalam jangka pendek, bahaya stunting meliputi terhambatnya perkembangan kognitif dan motorik anak, tidak optimalnya ukuran fisik tubuh anak, dan terjadi gangguan metabolisme.

Baca juga: Apa Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Stunting?

Dalam jangka panjang, stunting menyebabkan kapasitas intelektualnya menurun.

Anak dengan stunting akan mengalami gangguan struktur serta fungsi pada saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen.

Nantinya, ini akan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah dan akan berpengaruh pada produktivitas saat dewasa.

Oleh karena itu, pencegahan stunting sangatlah penting dilakukan sejak dini, meski pengobatan dapat dilakukan.

Baca juga: Dampak Air Bersih Terhadap Stunting yang Perlu Diketahui

Apa saja nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting?

Mengutip jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), cara mencegah stunting yang pertama adalah dengan memenuhi gizi anak, khususnya dalam 1.000 hari pertama kehidupannya.

Pemenuhan zat gizi tersebut, meliputi selama masa kehamilan, masa kanak-kanak, hingga usia anak dua tahun.

Dosen Departemen Gizi Medis FKUI Dr.dr. Dian Novita Chandra, M. Gizi mengatakan bahwa semua zat gizi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Baca juga: Mengenal Apa itu Stunting, Penyebab, dan Ciri-cirinya

Utamanya adalah protein hewani, disusul zat gizi mikro lainnya.

Zat gizi mikro yang dimaksud, meliputi seng, yodium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, dan asam folat.

"Kebutuhan energi juga harus terpenuhi. Dengan demikian, protein tersebut tidak digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh dan dapat digunakan untuk pertumbuhan," kata dr. Dian.

Selain itu, penting untuk memperhatikan kualitas dan keragaman zat gizi untuk memastikan semua kebutuhan zat gizi tercukupi.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Jadi Faktor Penyebab Stunting, Kok Bisa?

Disari dari berbagai sumber, berikut rincian manfaat masing-masing nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting pada anak:

  • Protein

Prof.dr. Damayanti R Sjarif, Ph.D,Sp.A(K) mengatakan bahwa protein memiliki peran penting untuk mencegah stunting. Khususnya, protein hewani.

Protein hewani adalah sumber asam amino esensial yang lengkap.

Ada sembilan jenis asam amino esensial, yaitu histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin.

"Kenapa asam amino esensial harus lengkap? Karena satu saja kandungan asam amino esensialnya kurang dari kebutuhan, dapat menyebabkan kadar pertumbuhan anak turun sampai 34 persen," kata Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.

Baca juga: Penyebab Stunting: Kekurangan Gizi Kronis pada Anak Jadi Faktor Utama

  • Seng

Mengutip Baby Center, bayi sejak dalam kandungan membutuhkan seng untuk pertumbuhan sel dan produksi DNA.

Seng juga terlibat dalam produksi energi dan penting untuk perkembangan otak anak.

Zat gizi ini penting untuk mengatur komunikasi antar-saraf. Dengan begitu, kinerja otak, daya ingat meningkat, dan kemampuan berpikir bisa optimal.

Mendapatkan cukup seng sangat penting terutama selama kehamilan karena pertumbuhan sel sangat cepat.

Mineral penting ini juga membantu mendukung sistem kekebalan tubuh, menjaga indra perasa dan penciuman, serta menyembuhkan luka.

  • Yodium

Aasupan yodium selama kehamilan berkaitan dengan perkembangan otak pada janin. Anda membutuhkan lebih banyak yodium saat hamil.

Sebuah studi yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information (NCBI) mengemukakan bahwa bayi yang ibu kandungnya mengalami kekurangan yodium selama kehamilan lebih mungkin tumbuh dengan IQ yang lebih rendah dan keterlambatan intelektual lainnya.

Asupan yodium harian yang direkomendasikan selama kehamilan adalah +70 mcg atau total 220 mcg.

Baca juga: Fungsi Asam Amino Esensial untuk Mencegah Stunting

  • Zat besi

Zat besi memberikan manfaat untuk perkembangkan otak, pertumbuhan fisik, dan sumber energi bagi tubuh anak.

Dokter spesialis gizi klinik, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK mengatakan bahwa kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia, yang menjadi faktor penyebab growth faltering.

Growth faltering adalah istilah untuk kondisi pertumbuhan fisik anak yang sangat lamban dibandingkan dengan anak seusianya. Ini merupakan awal dari stunting pada anak.

Suatu penelitian pada anak usia 6-12 bulan menunjukkan bahwa anak yang anemia cenderung mengalami growth faltering.

  • Vitamin A

Mengutip Healthline, vitamin A bermanfaat untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan embrio normal selama kehamilan.

Pada ibu hamil, vitamin A berperan membantu pertumbuhan dan perkembangan banyak organ dan struktur utama janin, seperti kerangka, sistem saraf, jantung, ginjal, mata, paru-paru, dan pankreas.

  • Vitamin D

Mengutip Everlywell, vitamin D selama kehamilan bermanfaat mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, otot, dan gigi Anda.

Ini juga diperlukan untuk menyerap kalsium dan fosfor. Untuk bayi yang sedang berkembang, vitamin D mendukung perkembangan tulang yang sehat.

Vitamin D yang cukup juga dapat membantu mencegah kelahiran prematur.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Stunting? Simak Penjelasan Ahli Berikut…

  • Vitamin B12

Mengutip Draxe, manfaat vitamin B12 selama kehamilan adalah untuk membuat asam nukleat atau DNA (materi genetik dasar).

Vitamin ini merupakan komponen vital dari kehamilan yang sehat.

Vitamin B12 juga berinteraksi dengan asam folat dalam tubuh untuk membantu menurunkan risiko cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf.

Ketika pasokan B12 wanita hamil rendah, asam folat yang dibutuhkan untuk sintesis DNA dan replikasi sel terganggu.

Studi melaporkan, jika ibu hamil kekurangan vitamin B12, risiko cacat tabung saraf meningkat 2-4 kali lipat.

  • Asam folat

Menurut Healthline, asam folat sangat bermanfaat untuk perkembangan janin dan mencegahnya mengalami kelainan tabung saraf.

Kekurangan asam folat menyebabkan anak mengalami cacat lahir karena kerusakan otak, seperti spina bifida, malformasi tulang belakang, atau anencephaly.

Anda bisa konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jumlah masing-masing nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting pada anak Anda. Dokter bisa menyesukan dengan kondisi keseluruhan masing-masing anak.

Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com