Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tanda-tanda PTSD pada Anak yang Harus Diketahui

Kompas.com - 30/12/2023, 08:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Orang-orang dari segala usia dapat mengalami gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stres disorder (PTSD), bahkan anak kecil sekalipun.

Sebelum dilakukannya penelitian baru, PTSD pernah dianggap sebagai gangguan yang hanya dialami oleh para veteran dan pengungsi perang.

Baca juga: 4 Komplikasi PTSD, Bisa Gangguan Suasana Hati dan Kecemasan

Mengutip Healthy Children, anak-anak dapat mengembangkan PTSD sebagai respons terhadap trauma yang terjadi satu kali atau berulang kali, yang mengancam rasa keselamatan dan keamanan mereka.

Anak-anak yang hidup dengan PTSD sering kali kesulitan menjalankan aktivitas normal layaknya anak lainnya.

Faktanya, PTSD adalah kondisi serius yang mengubah hidup dan memerlukan perawatan medis.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut PTSD pada anak untuk para orang tua dapat waspada.

Baca juga: Penyebab Orang Bisa Mengalami PTSD yang Perlu Diketahui

Apa itu PTSD?

Sebelum membahas tanda-tanda PTSD, ada baiknya untuk memahami tentang pengertian gangguan mental satu ini.

Dikutip dari Kids Health, PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh trauma.

Seorang anak mungkin didiagnosis menderita PTSD, jika pernah mengalami trauma dan menunjukkan gejala stres parah yang berlangsung lama setelah peristiwa traumatis terjadi.

Trauma adalah respons emosional terhadap sesuatu yang membuat seseorang merasa takut akan keselamatan nyawanya.

Baca juga: 23 Tanda-tanda PTSD yang Harus Diperhatikan

Peristiwa traumatis yang dapat memicu gangguan stres pascatrauma antara lain:

  • Kecelakaan atau cedera parah
  • Pelecehan
  • Kehilangan orang tua secara tiba-tiba
  • Kekerasan di sekolah atau lingkungan terdekat
  • Bencana alam atau kebakaran
  • Menjadi sasaran perundungan, kebencian, atau ancaman bahaya

Peristiwa traumatis bagi anak-anak tidak harus dialami sendiri oleh diri mereka. Rasa trauma bisa tumbuh dari apa yang mereka lihat atau dengar saja.

Misalnya, anak yang menyaksikan seseorang terluka dan meninggal. Bisa juga, anak yang mendengarkan suara seseorang yang mendapatkan serangan kekerasan.

Hal-hal tersebut bisa membekas menjadi trauma bagi anak. Trauma berat bisa memicu bekembangnya PTSD pada anak.

PTSD berkembang ketika trauma melebihi kemampuan anak untuk mengatasinya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau