Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Diet Karnivora, Manfaat dan Risikonya

Kompas.com - 07/01/2024, 10:03 WIB
Agustin Tri Wardani,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diet karnivora adalah jenis diet yang pelakunya hanya mengonsumsi daging dan menhindari makanan nabati dan karbohidrat. 

Orang yang mengikuti pola makan diet karnivora disebut merasakan beberapa manfaat seperti mengurangi depresi dan menurunkan gula darah. Bagaimana fakta diet karnivora ini bagi tubuh manusia?

Pengertian diet karnivora

Dikutip dari Healthline, diet karnivora merupakan salah satu jenis diet yang mengatur pola makan ketat yang hanya mencakup daging , ikan, telur, dan produk susu rendah laktosa. 

Para ahli diet sering menyebut pola makan karnivora ini sebagai pola makan makanan hewani.

Saat mengikuti diet atau pola makan karnivora, kita dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan lain seperti buah-buahan, sayuran , biji-bijian, produk susu tinggi laktosa, gula, dan minyak nabati.

Baca juga: 5 Cara Menentukan Jenis Diet yang Cocok

Tambahan bahan-bahan makanan yang boleh dikonsumsi hanyalah madu , garam, merica, dan bumbu tanpa karbohidrat.

Informasi mengenai diet karnivora tentu mengundang banyak pertanyaan mengenai manfaat apa yang bisa dirasakan oleh tubuh dan apakah akan memunculkan efek-efek yang tidak diinginkan jika kita menerapkan diet karnivora ini.

Fakta manfaat diet karnivora 

Melansir Medical News Today, seseorang yang menerapkan diet karnivora kemungkinan akan berhasil menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan diet karnivora menerapkan pola makan tinggi protein dan rendah karbohidrat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan penurunan berat badan seiring berjalannya waktu.

Dengan mengonsumsi banyak protein dapat membantu kita merasa lebih kenyang, sehingga akan mengurangi asupan kalori. Protein juga dapat meningkatkan kerja metabolisme tubuh, dan membakar banyak kalori.

Saat mengikuti diet karnivora, kita tidak diperbolehkan mengonsumsi karbohidrat secara berlebih terutama yang dianggap tidak menyehatkan, seperti kue, kue kering dan kentang goreng.

Akibatnya, jika menerapkan pola makan diet rendah karbohidrat maka akan terjadi penurunan kadar gula darah yang menyebabkan tubuh memasuki keadaan ketosis, atau pembakaran lemak, sehingga akan berdampak pada penurunan berat badan.

Fakta efek samping diet karnivora

Walaupun dapat menurunkan berat badan, diet karnivora juga memiliki kekurangan dan efek yang kurang baik. Hal ini terjadi karena pola makan yang sangat dibatasi dan larangan mengonsumsi sebagian besar kelompok makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.

Berikut ini beberapa hal saat menerapkan diet karnivora yang bisa dirasakan oleh tubuh.

  • Tinggi lemak, kolesterol, dan natrium

Jenis makanan yang boleh dikonsumsi pada diet karnivora hanya terdiri dari makanan hewani, yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol. Lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol LDL (jahat), yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Beberapa makanan daging olahan juga mengandung natrium dalam jumlah tinggi, apabila terlalu banyak mengonsumsi maka akan terjadi peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan dampak kesehatan negatif lainnya.

Baca juga: Kenali Apa itu Diet Mediterania, Manfaat, dan Caranya

Meskipun daging mengandung gizi yang tinggi, kita tidak diperbolehkan menjadikan daging sebagai sumber makanan tunggal karena beresiko memunculkan banyak penyakit. Menerapkan diet karnivora yang ketat dapat menyebabkan kekurangan beberapa nutrisi yang didapatkan darei bahan makanan lain. 

  • Tidak menyediakan serat

Saat menerapkan diet karnivora kita tubuh kita akan kekurangan serat dan karbohidrat. Padahal, serat dan karbohidrat yang hanya ditemukan dalam makanan nabati sangat berperan penting untuk meningkatkan kesehatan usus.

Kurangnya serat inilah yang dapat memunculkan efek samping sembelit. Faktanya, kesehatan usus yang tidak optimal juga dapat menyebabkan sejumlah masalah dan bahkan dapat dikaitkan dengan kanker usus besar.

Fakta lain dari diet karnivora yang mengharuskan mengonsumsi protein tinggi dan rendah karbohidrat juga dapat meningkatkan risiko peradangan usus.

  • Mungkin tidak cocok untuk beberapa orang

Pola makan karnivora mengharuskan kita mengonsumsi protein dengan jumlah yang tinggi, hal ini sangat tidak sesuai dengan penderita penyakit ginjal kronis yang harus membatasi asupan protein yang masuk ke dalam tubuh. 

Selain itu, orang-orang yang menghindari kolesterol tinggi tidak disarankan mengikuti diet karnivora ini.

Anak-anak dan ibu hamil atau menyusui juga tidak disarankan mengikuti diet karnivora karena mereka membutuhkan nutrisi khusus dari makan-makanan nabati untuk membantu tumbuh kembang dan terjaminnya kesehatan tubuh. 

Intinya, untuk memastikan tubuh kita sehat dan terhindar dari penyakit kita perlu mengonsumsi makanan dengan kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh dengan seimbang. Jika ingin menerapkan diet apalagi diet karnivora, kita perlu menyesuaikan kondisi tubuh, mempelajari efek samping yang terjadi, dan meminta saran kepada ahli diet agar diberikan rekomendasi yang sesuai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com