Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Diabetes Lebih Berisiko Alami Katarak, Kenapa Bisa?

Kompas.com - 22/01/2024, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes seiring waktu dapat menyebabkan katarak, yang harus Anda waspadai.

Menurut hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB 2014-2016) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia dan Balitbangkes di 15 provinsi, sebanyak 1,6 juta orang dari 262 juta jiwa penduduk di negara ini mengalami kebutaan.

Dari jumlah kasus kebutaan tersebut, 81 persen diakibatkan oleh katarak.

Baca juga: 4 Komplikasi Diabetes yang Paling Umum di Indonesia

Mengutip Medical News Today, katarak dua kali lebih mungkin terjadi pada penderita diabetes daripada mereka yang tidak. I

Penderita diabetes yang berusia di atas 65 tahun dua kali lebih mungkin mengembangkan katarak dibandingkan orang-orang yang berusia sama tanpa diabetes.

Penderita diabetes berusia di bawah 65 tahun tiga hingga empat kali lebih mungkin terkena katarak dibandingkan dengan mereka yang seumuran tanpa diabetes.

Artikel berikut akan mengulas secara ringkas tentang risiko katarak yang lebih tinggi pada orang dengan diabetes.

Baca juga: Apakah Diabetes Bisa Menyebabkan Kematian? Ini Penjelasannya...

Kenapa diabetes meningkatkan risiko katarak?

Untuk diketahui bahwa katarak adalah area keruh pada lensa kornea yang mengaburkan penglihatan. Bagi penderita diabetes, katarak adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes

Menurut Medical News Today, diabetes dapat menyebabkan katarak karena beberapa alasan.

Penderita diabetes dapat mengalami kerusakan pembuluh darah di mata akibat tingginya gula darah serta pembengkakan pada cairan antara bola mata dan lensa kornea.

  • Kerusakan pembuluh darah

Pada penderita diabetes, tubuh memproduksi insulin lebih sedikit dari yang dibutuhkan atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.

Insulin adalah hormon yang berperan memindahkan gula (glukosa) dari darah ke dalam sel, di maana tubuh menggunakannya sebagai energi.

Tanpa insulin yang cukup, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menunpuk di aliran darah. Akibatnya, itu menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia).

Jika seseorang mengalami hiperglikemia dalam jangka waktu lama, akibatnya bebagai pembuluh darah dalam tubuh bisa rusak, termasuk mata.

Hal ini kemudian yang dapat meningkatkan kemungkinan penderita diabetes terkena katarak.

Baca juga: Apakah Diabetes Tipe 2 Bisa Disembuhkan? Ini Penjelasannya...

  • Pembengkakan aqueous humor

Faktor lain yang menyebabkan katarak lebih mungkin terjadi pada penderita diabetes adalah kondisi aqueous humor. Ini adalah cairan yang mengisi ruang antara bola mata dan lensa kornea.

Ketika kadar gula darah dalam aqueous humor tinggi, lensa bisa membengkak, sehingga menyebabkan penglihatan kabur.

Studi pada 2021 terhadap 37 penderita diabetes dan katarak ditemukan kadar glukosa yang tinggi pada aqueous humor.

Orang yang paling sulit mengendalikan gula darah, memiliki kadar glukosa tertinggi dalam aqueous humor.

Jika hiperglikemia berlangsung lama, enzim di lensa kornea mengubah glukosa menjadi sorbitol, yang dapat membut lensa membengkak dan menyebabkan penglihatan kabur.

Mengutip Very Well Health, jika Anda menderita diabetes dan menderita katarak, kemungkinan besar Anda memerlukan pembedahan untuk menghilangkannya.

Operasi katarak modern biasanya dilakukan dengan proses yang disebut fakoemulsifikasi.

Dalam metode ini, katarak dipecah dengan bantuan energi ultrasonik dan dikeluarkan melalui sayatan kecil.

Lensa alami kemudian diganti dengan lensa buatan bening.

Baca juga: 6 Gejala Awal Orang Terkena Diabetes Tipe 1 yang Harus Diketahui

Hal yang perlu diperhatikan 

Sebelum operasi katarak dilakukan, Anda perlu memastikan ke dokter kondisi mata Anda.

Biasanya, dokter spesalis mata juga akan melakukan pemeriksaan berkali-kali secara bertahap untuk memastikan waktu yang tepat untuk operasi dijalankan.

Dr. Eka Bayu P. Warnerin, SpM, Kepala Klinik Utama Mata JEC JAVA di Pasuruan mengatakan bahwa pemeriksaan katarak harus bertahap dan hati-hati, karena memang operasi katarak ini kesempatannya sekali seumur hidup.

"Pemeriksaan untuk persiapan operasi katarak ini tidak bisa cepat. Kita mempertimbangkan keamanan dan lensa yang ditanam juga harus sesuai kondisi pasien masing-masing," ujar Dr. Eka dalam acara pembukaan klinik di Pasuruan pada Sabtu (20/1/2024).

Menurut Very Well Health, kondisi tertentu memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi akibat operasi katarak.

Mereka yang mengalami kondisi terburuk adalah orang-orang yang menjalani pengangkatan katarak dengan edema makula yang sudah ada sebelumnya.

Selain itu, mereka yang menderita retinopati diabetik proliferatif aktif, yaitu terbentuknya pembuluh darah baru yang tidak normal di retina.

Dengan risiko yang tinggi, sayangnya kebanyakan orang yang memiliki diabetes tidak menyadari gejala katarak pada awalnya.

Baca juga: Kenapa Merokok Jadi Faktor Risiko Diabetes Tipe 2? Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau