Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Obat Antidepresan, Jenis, Kegunaan, dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 08/02/2024, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ketika Anda depresi atau mengalami kondisi mental tertentu, Anda memerlukan obat antidepresan.

Antidepresan dapat membantu meringankan gejala depresi dan kondisi lain, seperti kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Ada beberapa jenis antidepresan. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter ahli untuk menemukan yang terbaik untuk Anda.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas mengenai pengertian obat antidepresan, jenis, kegunaan, dan efek sampingnya.

Baca juga: Apakah Alkohol Merupakan Antidepresan? Ini Penjelasannya...

Apa itu obat antidepresan?

Mengutip Cleveland Clinic, antidepresan adalah obat yang membantu mengobati depresi dan harus menggunakan resep dokter.

Depresi adalah gangguan mood yang menyebabkan perasaan sedih terus-menerus dan hilangnya minat terhadap hal-hal serta aktivitas yang dulu Anda sukai.

Depresi juga dapat menyebabkan Anda kesulitan dalam berpikir, mengingat, memiliki motivasi, makan, dan tidur.

Antidepresan meski dapat mengobati depresi, tetapi tidak selalu bekerja untuk mengatasi penyebabnya.

Oleh karena itu, biasanya penyedia layanan kesehatan sering merekomendasikan psikoterapi (terapi bicara) selain pengobatan depresi.

Baca juga: Gejala Putus Obat Antidepresan yang Perlu Diwaspadai

Apa saja jenis obat antidepresan?

Ada banyak jenis antidepresan. Itu semua dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya di dalam tubuh.

Dalam setiap kelompok, ada beberapa obat berbeda yang bekerja dengan cara serupa.

Mengutip Health Direct, berikut berbagai jenis obat antidepresan:

  • Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)

Ini adalah jenis antidepresan yang paling umum diresepkan. Contoh antidepresan golongan ini antara lain citalopram, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline. 

  • Inhibitor reuptake serotonin dan noradrenalin (SNRI)

Ini memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan SSRI dan dapat digunakan untuk depresi yang lebih parah. Obat-obatan tersebut termasuk duloxetine, venlafaxine dan desvenlafaxine

  • Inhibitor reuptake noradrenalin (NARI)

Jenis obat antidepresan ini bekerja pada noradrenalin dan cenderung tidak menyebabkan kantuk dibandingkan kelas lainnya. Kelas ini mencakup reboxetine. 

Baca juga: 5 Cara Melawan Depresi Agar Kembali Produktif

  • Antidepresan trisiklik (TCA)

TCA adalah antidepresan golongan lama yang sering digunakan untuk depresi dan kecemasan yang resistan terhadap pengobatan karena peningkatan tingkat efek samping.

Obat-obatan ini termasuk amitriptyline, nortriptyline, clomipramine, dothiepin, doxepin, imipramine, dan trimipramine. 

  • Inhibitor reversibel monoamine oksidase A (RIMA)

RIMA lebih umum digunakan untuk mengobati kecemasan dibandingkan depresi. Ini termasuk moclobemide.

  • Antidepresan spesifik noradrenalin-serotonin (NaSSA)

Jenis antidepresan ini adalah golongan yang relatif baru dengan efek samping seksual yang lebih sedikit tetapi dapat menyebabkan penambahan berat badan. Golongan ini termasuk mirtazapin.

  • Inhibitor oksidase monoamine (MAOI)

Ini adalah antidepresan tertua. Meskipun sangat efektif, obat ini jarang diresepkan saat ini karena risiko efek sampingnya.

Jenis antibiotik ini sering kali hanya digunakan untuk depresi dan kecemasan yang resistan terhadap pengobatan.

Obat ini termasuk phenelzine dan tranylcypromine.

  • Antidepresan 'atipikal'

Obat jenis ini termasuk yang tidak masuk ke dalam kelas di atas dan termasuk agomelatine dan vortioxetine. 

Agomelatine merangsang reseptor melatonin untuk memengaruhi suasana hati. Vortioxetine bekerja pada reseptor serotonin, tetapi caranya berbeda dengan SSRI dan SNRI.

Baca juga: 10 Macam Penyebab Depresi yang Perlu Diwaspadai

Apa kegunaan obat antidepresan?

Menurut informasi Health Direct, antidepresan adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan mental termasuk:

Namun sama seperti obat lainnya, antidepresan mungkin lebih efektif membantu beberapa orang dibandingkan yang lain, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic.

Penelitian menunjukkan bahwa manfaat antidepresan umumnya bergantung pada tingkat keparahan depresi.

Semakin parah depresinya, semakin besar manfaat atau “efektivitasnya”.

Baca juga: 10 Tanda-tanda Depresi yang Perlu Diketahui

Antidepresan biasanya efektif pada depresi sedang, berat, dan kronis. Obat ini cenderung tidak membantu depresi ringan.

Secara umum, antidepresan mengubah cara otak Anda menggunakan bahan kimia tertentu (neurotransmitter) untuk mengatur suasana hati dan perilaku Anda dengan lebih baik.

Lebih khusus lagi, obat ini memengaruhi transmisi saraf yang melibatkan serotonin, norepinefrin, dan yang lebih jarang, dopamin.

Berbagai jenis antidepresan semuanya bekerja secara berbeda untuk melakukan hal ini.

Penelitian juga menunjukkan bahwa antidepresan menginduksi neuroplastisitas, suatu proses di mana otak Anda dapat mengubah strukturnya melalui penguatan atau pelemahan koneksi antar sel otak yang disebut neuron.

Baca juga: Kenali Akibat Depresi pada Perubahan Bentuk dan Fungsi Otak

Apa saja efek samping?

Menurut Health Direct, obat antidepresan memiliki efek samping yang bagi kebanyakan orang sifatnya ringan.

Beberapa orang tidak mengalami efek samping sama sekali.

Setiap orang bisa mengalami efek samping obat antidepresan yang berbeda, jadi penting untuk membicarakan situasi pribadi Anda dengan dokter.

Setiap obat antidepresan bisa memberikan efek samping yang berbeda-beda juga. Secara umum, efek samping obat antidepresan yang mungkin terjadi meliputi berikut:

  • Sakit kepala dan pusing
  • Mual
  • Penambahan berat badan
  • Kecemasan atau kegelisahan
  • Kesulitan tidur atau rasa kantuk yang berlebihan
  • Masalah seksual, seperti rendahnya gairah seks

Beberapa efek samping obat ini membaik seiring tubuh Anda terbiasa dengan obatnya.

Sehingga, Anda sebaiknya bertanya kepada dokter atau apoteker tentang efek samping umum dari obat antidepresan yang diresepkan untuk Anda.

Baca juga: Depresi Bisa Mempercepat Penuaan Otak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau