KOMPAS.com - Masalah pada organ reproduksi dapat dialami oleh setiap wanita, mulai dari keluhan keputihan, haid tidak teratur, hingga rasa nyeri di area kewanitaan. Namun, seringkali gangguan tersebut diabaikan atau diobati sendiri.
Mengobati diri sendiri sebenarnya berbahaya, sebab tanpa mengetahui apa penyebabnya, pengobatan menjadi tidak tepat bahkan dapat menimbulkan komplikasi.
Menurut Dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, masih banyak wanita yang belum tahu cara menjaga kesehatan organ reproduksinya atau pun memeriksakannya ke dokter ketika terjadi masalah.
"Misalnya saja, banyak wanita yang mengira bahwa melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan hanya dilakukan oleh mereka yang sudah menikah atau sedang hamil," kata dr.Fitriyadi dari Klinik First Care Jakarta ini.
Padahal, melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi bahkan harus dilakukan sejak remaja, saat dimulainya masa menstruasi. Sebagai contoh, jika mengalami sakit yang terlalu parah saat haid, atau tidak kunjung haid hingga melewati usia 12 tahun, para orangtua perlu membawa putri mereka untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.
Baca juga: Ketahui Pengaruh Usia terhadap Sistem Reproduksi Manusia
Sikap abai terhadap organ reproduksi akan berdampak terhadap fase kehamilan dan persalinan nantinya.
“Gejala atau tanda-tanda yang tidak biasa pada reproduksi bisa dilihat dari usia remaja. Dimana kadang gadis remaja nyeri haidnya berlebihan atau haidnya tidak teratur atau bahkan tidak mens, itu adalah tanda-tanda yang mungkin menjadi suatu petunjuk nanti saat dewasa dia akan ada masalah,” papar dr.Dinda Derdameisya, Sp.OG.
Ia mengingatkan pentingnya bagi para ibu untuk mengajarkan pentingnya memeriksakan kesehatan organ reproduksinya sedini mungkin kepada putri mereka.
Masalah pada organ reproduksi lain yang perlu diwaspadai adalah keputihan, gatal, kemerahan, nyeri pada area kewanitaan, atau bahkan infeksi.
Beberapa kondisi penyakit yang lebih serius juga perlu diwaspadai, karena seringkali tidak bergejala di tahap awal. Namun, jangan abaikan keluhan seperti nyeri setelah berhubungan seksual atau keluar bercak darah di luar siklus haid.
“Perlu pap smear bagi wanita yang sudah aktif berhubungan seksual, terlebih jika menemukan gejala seperti pendarahan yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, hingga nyeri saat berhubungan intim,” ucap dr. Dinda.
Baca juga: 6 Penyebab Keputihan Berlebihan, Wanita Perlu Tahu
Masalah kesehatan reproduksi yang bisa dideteksi sedini mungkin lebih mungkin dan mudah untuk dilakukan terapi yang akan meningkatkan kualitas hidup perempuan di masa dewasa.
Klinik First Care di Jakarta Selatn merupakan klinik yang secara khusus memberi layanan terhadap kesehatan perempuan dan pediatrik (kesehatan anak).
"Kehadiran First Care di tengah-tengah masyarakat dirancang sebagai pintu masuk perempuan mengetahui dan mengerti dengan baik keadaan sistem reproduksinya," kata CEO First Care Pasha Fernanda Fauzi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.