Meskipun populer di beberapa belahan dunia karena potensi manfaat kesehatannya, buah ini juga dikenal karena baunya yang menyengat.
Durian mengandung berbagai senyawa berbau seperti alkohol, ester, belerang, tioasetal, tioester, dan tiolana.
Senyawa ini dapat menyebabkan halitosis atau bau mulut yang berhubungan dengan makanan, menurut penelitian.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Bau Mulut yang Baik Dilakukan
Bakteri penyebab bau mulut menyukai lingkungan yang asam.
Jadi, mengonsumsi banyak buah sitrus saat buka puasa atau sahur dapat mengundang bau mulut.
Apalagi jika Anda rentan terhadap refluks asam, yang menyebabkan nafas bau busuk. Refluk asam adalah kondisi ketika asam kembali naik dari lambung naik ke tenggorokan.
Buah sitrus ini meliputi jeruk, lemon, jeruk bali, pomelo, dan limau.
Mengonsumsi protein dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan bau mulut, karena tubuh memproduksi amonia sekaligus memecah protein selama proses pencernaan.
Bau tersebut akhirnya keluar melalui mulut, dan sering dikatakan baunya mirip dengan kencing kucing.
Ahli endodontik Adam S. Harwood yang berbasis di New York menyarankan untuk makan makanan yang mengandung seng (seperti bayam, biji labu, buncis), untuk membantu mengontrol plak dan mengurangi bau mulut akibat makanan tinggi protein.
Baca juga: 6 Penyebab Bau Mulut pada Anak dan Cara Mengatasinya
Berbeda dengan ikan segar, ikan kaleng lebih mungkin menyebabkan bau mulut.
Ini karena ikan kelangan memiliki waktu untuk teroksidasi dan bereaksi terhadap unsur lain.
Penyebab bau berasal dari senyawa yang ditemukan pada ikan, yang disebut trimetilamina.
Jika ingin menghilangkan senyawa penyebab bau mulut, Anda bisa membilas ikan kalengan dengan air asam (lemon atau cuka).
Sebagian besar produk susu, termasuk keju, mengandung asam amino yang bereaksi dengan bakteri mulut dan menghasilkan senyawa sulfur yang dapat membuat napas Anda bau asam.