Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika Tensi Tinggi? Berikut Ulasannya...

Kompas.com - 19/06/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau dikenal sebagai hipertensi bisa meningkatkan beragam masalah kesehatan yang mengancam jiwa.

Hal yang terjadi jika tensi tinggi yaitu kerusakan pembuluh darah dan organ tubuh sehingga memicu penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan aneurisma.

Untuk mengetahui yang terjadi jika tensi tinggi, simak ulasan berikut.

Baca juga: Apakah Tensi Tinggi Boleh Makan Daging Kambing? Berikut Anjuran Dokter

Apa yang terjadi jika tensi tinggi?

Untuk diketahui, hipertensi atau tensi tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.

Tensi tinggi mengakibatkan jantung bekerja lebih ekstra dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Kondisi tersebut mengakibatkan keluhan, seperti sakit kepala, sesak napas, gelisah, gangguan penglihatan atau pandangan menjadi kabur, mual muntah, jantung berdebar cepat, dan kelelahan.

Jika tensi tinggi tidak ditangani, kondisi ini memicu komplikasi berupa meningkatnya risiko terhadap penyakit tidak menular (PTM), seperti:

  • Serangan jantung

Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor penyebab penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung.

Hal itu karena tensi tinggi membuat otot-otot jantung mengeras dan menebal. Kondisi ini menyebabkan jantung kesulitan memompa darah.

Selain itu, hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan arteri, yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras.

Hal ini dapat menyebabkan penyempitan dan kerusakan pada arteri koroner jantung, yang dapat mengganggu aliran darah ke otot jantung dan membuat otot kekurangan oksigen dan nutrisi.

Baca juga: Kurang Tidur Bisa Bikin Tensi Darah Naik

  • Stroke

Tensi tinggi bisa menyebabkan gumpalan darah pada arteri menuju ke otak. Hal ini dapat menghalangi aliran darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen ke otak hingga terjadi stroke.

Selain menyebabkan penyumbatan, tekanan darah tinggi juga mengakibatkan pembuluh darah di otak pecah sehingga terjadi serangan stroke.

  • Gagal ginjal

Tensi tinggi mengakibatkan ginjal mengalami kerusakan atau penurunan fungsi yang berujung pada gagal ginjal.

Dilansir dari Hermina Hospitals, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah, atau mengeras.

Kerusakan pada arteri membuat pasokan darah ke ginjal tidak memadahi. Akibatnya, ginjal tida bisa berfungsi dengan baik.

  • Aterosklerosis

Seseorang juga berisiko mengalami aterosklerosis jika tensi tinggi tidak teratasi.

Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah oleh penumpukan plak pada permukaan dinding arteri.

Aterosklerosis dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti serangan jantung, stroke, gangguan irama jantung atau aritmia, dan gagal jantung.

Baca juga: Apakah Pisang Baik untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi?

  • Aneurisma

Dilansir dari Mayo Clinic, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan membengkak sehingga membentuk aneurisma. Jika aneurisma pecah, hal ini dapat mengancam nyawa.

Itulah beberapa kondisi yang terjadi jika tensi tinggi. Banyak penderita hipertensi tidak mendapat pengobatan segera karena tidak merasakan gejala khusus.

Oleh karena itu, penting mengenali dini tekanan darah tinggi, salah satunya dengan cek tensi. Kemudian bisa dilanjutkan dengan konsultasi ke dokter jika memiliki tekanan darah tinggi untuk mendapat perawatan serta pola hidup yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau