KOMPAS.com - Stres oksidatif memicu berbagai penyakit jangka panjang (kronis).
Mengutip Cleveland Clinic, stres oksidatif berperan dalam banyak kondisi seperti kanker, penyakit Alzheimer, dan penyakit jantung.
Racun seperti polusi dan asap rokok dapat menyebabkan stres oksidatif.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang stres oksidatif.
Baca juga: 11 Manfaat Bayam untuk Kesehatan, Melawan Stres Oksidatif dan Kanker
Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara dua jenis molekul yang berbeda dalam tubuh Anda, yaitu radikal bebas dan antioksidan.
Secara spesifik, kadar radikal bebas terlalu banyak daripada antioksidan.
Akibatnya, radikal bebas yang berlebihan mulai merusak sel dan jaringan tubuh Anda.
Radikal bebas merusak berbagai bagian sel, termasuk lipid (lemak) dan protein, yang memungkinkan sel berfungsi secara normal.
Para peneliti percaya bahwa stres oksidatif berperan dalam timbulnya banyak kondisi kronis dan degeneratif.
Baca juga: Memahami Bahaya Stres Oksidatif dan Cara Mencegahnya
Dikutip dari WebMD, stres oksidatif dapat merusak jaringan sel, DNA, dan peradangan.
Hal itu kemudian akan memicu berbagai masalah kesehatan, contohnya sebagai berikut:
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah lainnya.
Stres oksidatif telah dikaitkan sebagai jembatan antara hipertensi dan aterosklerosis.
Stres oksidatif dapat menjadi katalisator aterosklerosis.
Ketika kadar antioksidan rendah dan kadar peradangan tinggi, terutama di dalam pembuluh darah, plak ateromatosa mulai terbentuk.