Ari berharap, uji klinik bisa berlanjut sehingga keberadaan vaksin ini benar-benar bisa bermanfaat untuk mencegah dan memberantas penyebaran malaria di Indonesia dan dunia.
"FKUI terus mendukung berbagai uji klinik The Oxford University Clinical Research Unit (OUCRU) melanjutkan kerja sama yang telah berlangsung sejak 13 tahun yang lalu,” kata Prof. Ari.
Menyambung hal tersebut, Direktur OUCRU Indonesia Prof. J. Kevin Baird menyampaikan bahwa malaria adalah masalah besar di dunia dan Indonesia.
“Pekerjaan kami di OUCRU Indonesia mengutamakan penjalinan kerja sama dengan mitra lokal untuk menemukan solusi efektif bagi penyakit menular yang dapat diterapkan di seluruh dunia. Keberhasilan uji coba ini membuktikan kekuatan kemitraan tersebut dan merupakan langkah penting menuju eliminasi malaria,” ujar Prof. Baird.
Kepala Medis Sanaria Thomas L. Richie mengatakan bahwa keefektivan lintasjenis ini sangat penting untuk eliminasi malaria global, karena ada banyak spesies malaria di dunia.
Berdasarkan temuan tersebut, pihaknya sedang mengembangkan vaksin generasi berikutnya bernama PfSPZ-LARC2 dengan harapan menunjukkan hasil yang lebih baik lagi.
Hasil studi yang lebih rinci akan dipublikasikan pada akhir tahun setelah melalui peer-review atau peninjauan lebih lanjut oleh ahli.
Baca juga: 4 Cara Mengobati Malaria dan Pencegahannya
Untuk diketahui, malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Tingkat keparahan malaria bervariasi berdasarkan spesies plasmodium.
Gejala berupa menggigil, demam, dan berkeringat, biasanya terjadi beberapa minggu setelah digigit.
Jika kondisi tersebut dibiarkan seseorang berisiko mengalami gangguan pada otak dan sistem saraf yang mengakibatkan kelumpuhan dan kejang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.