Memperlebar kesenjangan
Dalam masyarakat dengan kesenjangan ekonomi yang lebar, budaya pamer dapat memperburuk perasaan dendam dan perpecahan.
Mereka yang tidak mampu mungkin merasa terpinggirkan atau iri hati, yang berpotensi memperdalam kesenjangan sosial ekonomi.
Untuk mencegah hal ini pemerintah China membuat aturan cukup keras. Di sana ada Badan Pengawas Dunia Maya yang melarang selebritas media sosial untuk memamerkan kekayaan dan kesenangan secara berlebihan. Jika melanggar, bersiaplah akun media sosial tersebut akan dihapus.
Tindakan tegas ini adalah bagian dari kampanye Pemerintah China untuk menciptakan ”lingkungan sosial-ekologis yang beradab, sehat, dan harmonis”.
Harapannya, konten-konten di media sosial akan berkualitas tinggi, jujur, dan berorientasi nilai positif agar tercipta komunitas yang baik.
Presiden China Xi Jinping menyadari kejatuhan Uni Soviet salah satunya terjadi karena ketidakpuasan rakyat terhadap para elit yang korup. Para pemimpin Tiongkok pun sangat berusaha menghindari kesalahan-kesalahan yang sama.
Baca juga: Ramai Foto Menteri Tunggu Kereta Sepulang Kerja, Gaya Hidup Sederhana Pejabat Swedia
Dari dalam negeri, Presiden Jokowi beberapa kali menyentil para pejabat yang gemar pamer harta dan memajangnya di media sosial.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menunjukkan reaksi yang sama. Apalagi, dalam kasus terakhir, anak buahnya di Direktorat Jendral Pajak tersandung kasus dan disorot netizen atas gaya hidupnya yang berlebihan.
Melarang orang untuk flexing mungkin mudah, tetapi akar masalahnya harus dilihat dan diselesaikan, yaitu bagaimana mempersempit jurang kesenjangan ekonomi dengan cara mempraktikkan pemerintah yang bersih dan berkeadilan sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.