Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gula Apa yang Bagus untuk Diabetes? Berikut Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 04/09/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Penderita diabetes perlu memerhatikan pilihan gula yang dikonsumsi untuk mencegah hiperglikemia atau kondisi saat glukosa terlalu tinggi. Lantas, gula apa yang bagus untuk diabetes?

Dokter spesialis gizi klinik dr. Rozana Nurfitri Yulia, M.Gizi, Sp.GK mengatakan, penderita diabetes perlu memastikan dahulu berapa kadar glukosanya sebelum menentukan pilihan gulanya.

Baca juga: Minuman Manis Lebih Berbahaya dari Nasi dalam Mengakibatkan Diabetes

Jika penderita diabetes melitus sedang memiliki kadar gula darah yang tinggi, sebaiknya menggunakan gula pengganti.

"Yang harus kita perhatikan pertama ada DM nggak, gula darahnya tinggi nggak, diabetes ga, kalau orang dengan diabetes kalau saya saran hanya gula pengganti, kalau nggak diabetes boleh maksimal 4 sendok makan," kata Rozana, seperti ditulis Antara, Rabu (4/9/2024).

Rozana mengatakan gula yang biasa dikonsumsi masyarakat atau yang dijual di pasaran biasanya gula putih dan mengandung sukrosa.

Dia mengatakan pada penderita diabetes sukrosa masih diperbolehkan dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya. Yang menjadi bahaya jika sukrosa sudah menjadi pemanis dalam minuman kemasan.

"Yang bahaya sukrosa yang dimasukkan ke dalam kemasan, itu menyebabkan peningkatan asam urat," ujar dokter yang berpraktik di RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta.

Terkait pilihan gula yang bagus untuk diabetes, Rozana mengatakan, gula pasir putih maupun gula merah sama-sama memiliki kandungan sukrosa.

Namun, dalam gula merah masih memiliki mineral yang tidak terkandung dalam gula putih sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.

Baca juga: Apa Ciri-ciri Penyakit Diabetes yang Sudah Parah? Berikut 8 Daftarnya

Lebih lanjut, Rozana mengimbau penderita diabetes untuk berhati-hati mengonsumsi madu yang dijual di pasaran karena biasanya mengandung sukrosa berlebihan.

"Yang sering disalahgunakan menjadi pemanis adalah madu, itu juga nggak boleh untuk orang DM karena dari penelitiannya di semua institusi bahwa madu kita hampir 50 persen mengandung sukrosa, kalau saya nggak pernah menyarankan konsumsi madu," katanya.

Alumni Universitas Indonesia itu mengatakan, penderita diabetes biasanya sudah terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan. Hal ini membuat reseptor manis di lidah menjadi tidak terkontrol. Itu sebabnya, konsumsi gula menjadi berlebih.

Ia mengatakan hal itu bisa dilatih dengan menurunkan asupan gula pada makanan dan minuman sehari-hari seperti memilih yang kandungan gula lebih rendah dan rendah kalori.

Sebagai solusi, Rozana menyarankan untuk menggunakan gula pengganti seperti gula saset atau kemasan yang memang diperuntukkan bagi penderita diabetes. Disarankan juga dikonsumsi hanya sebanyak satu saset perhari.

"Kita latih hanya satu saset, kalau kita latih karena dia terbiasa rasa manis itu bisa menurun, saran saya konsumsi satu saja perhari kalau orang diabetes melitus," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau