Tingkat pendidikan yang lebih rendah dikaitkan dengan tingkat penyakit Alzheimer yang lebih tinggi.
Baca juga: Apa Penyakit Alzheimer Hanya Menyerang Orang Tua? Ini Kata Psikiater...
Mengutip Healthline, ada penelitian menarik yang melihatkan bahwa peradangan pada satu bagian tubuh dapat menyebabkan peradangan di bagian lain.
Pada penyakit Alzheimer, terjadi penumpukan protein di otak yang menyebabkan peradangan. Banyak kondisi kronis termasuk diabetes dan penyakit jantung juga terbukti melibatkan peradangan.
Beberapa peneliti meneliti hubungan antara penyakit jantunh, sindrom metabolik, diabetes, dan perkembangan Alzheimer.
Semua penyakit tersebut diketahui melibatkan peradangan di berbagai bagian tubuh.
Menurut sebuah penelitian pada 2019, jantung yang gagal berfungsi dapat mengaktifkan atau memperparah penyakit di otak seperti Alzheimer.
Dengan begitu, menjaga kesehatan jantung dan metabolik bisa berperan dalam mencegah atau mengelola penyakit Alzheimer.
Seseorang dengan penyakit Alzheimer bisa kehilangan indra penciumannya.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada indra penciuman mungkin merupakan tanda awal penyakit Alzheimer yang berkembang dari gangguan kognitif ringan menjadi penyakit Alzheimer.
Namun, perubahan kemampuan untuk mencium bisa juga disebabkan oleh kondisi lain, seperti penyakit parkinson, cedera otak, dan infeksi sinus.
Baca juga: Kenali Apa Itu Penyakit Alzheimer, Penyebab, dan Gejalanya
Ada hubungan antara tingkat pendidikan tinggi dan risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer.
Pendidikan formal yang lebih tinggi dapat membentuk otak secara berbeda sejak usia muda.
Mempelajari hal-hal baru menciptakan lebih banyak koneksi antara neuron dan dapat membuat otak lebih tahap terhadap kerusakan.
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari sesuatu yang baru dan memperluas jaringan sosial Anda.
Melakukan aktiivtas kelompok atau memiliki lebih banyak kontak sosial juga dapat menurunkan risiko Anda terkena penyakit Alzheimer.
Pengobatan Alzheimer bisa berdampak pada kondisi ekonomi.
Sebagai gambaran, Alzi mengatakan bahwa perkiraan biaya tahunan untuk demensia secara global adalah 1,3 triliun dolar AS atau setara Rp 19,7 kuadriliun.
Pada 2030, diperkirakan biaya pengobatan demensia akan meningkat dua kali lipat menjadi 2,8 triliun atau setara Rp 42 kuadriliun.
Demikianlah sejumlah fakta-fakta penyakit Alzheimer, yang diharapkan jika Anda mengetahuinya bisa membuat Anda lebih waspada dan perhatian terhadap kondisi ini.
Baca juga: Peneliti: Banyak Lemak Visceral Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.