Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2024, 19:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sutarti, wanita kelahiran 1926, sempat merasakan pendidikan zaman Belanda di Hollandsch Inlandsche School (HIS).

Tumbuh besar dengan pendidikan yang keras dan tegas, membuatnya menjadi pribadi yang disiplin, gesit, dan rapi.

Sutarti, yang hobi berpergian, selalu berdandan necis setiap kali dirinya akan keluar rumah.

Kebiasaan itu berlanjut sampai ia sudah menjadi ibu dari 11 anak dan “Eyang Putri” dengan banyak cucu.

Apalagi, dirinya sempat mengikuti pendidikan khusus wanita, yang melatih ketrampilan menjahit, mencuci baju, memasak, dan berdandan yang pantas.

Wanita asal Nganjuk, Jawa Timur ini menjadi sosok yang mendisiplinkan anak dan cucunya. “Rambutmu sudah panjang, potong!” ucap Annisa Mukti (31), menirukan perintah “Eyang Putri” ke cucu laki-lakinya.

Baca juga: Bagaimana Keluarga Harus Merawat Penderita Alzheimer? Ini Kata Psikiater...

Ketika gejala awal Alzheimer muncul

Sekitar tahun 2006, ketika masuk usia 80 tahun, perubahan perilaku mulai terlihat dari “Eyang Putri”.

Yang paling terlihat adalah “Eyang Putri” tidak suka tampil necis lagi untuk keluar rumah.

“Ibu itu kalau pergi-pergi pasti rapi. Keluar (rumah) saja pakai sandal rapi. Tapi, akhir-akhir itu, keluar rumah cuma pakai daster, celana,” ujar Esti Novi (67), anak ketiganya, di Semarang kepada Kompas.com pada Sabtu (14/9/2024).

Seiring waktu, “Eyang Putri” semakin melupakan banyak hal. Lupa sudah makan, lupa menaruh gigi palsunya, lupa di mana dompetnya, dan karena pikunnya itu, sering muncul rasa curiga “Eyang Putri” ke keluarganya.

Puncaknya di suatu siang, “Eyang Putri” yang berniat ingin pergi beli cincin emas naik angkutan umum, justru tersesat di perumahan karyawan yang berjarak sekitar 6,3 kilometer dari rumahnya.

“Eyang Putri” mudah ditemukan, berkat ia yang masih suka membawa blocknote, berisi nomor telpon sanak keluargnya, di dalam tas.

Baca juga: Apa Saja Perawatan yang Dibutuhkan Penderita Alzheimer? Ini Kata Psikiater...

Didiagnosis menderita Alzheimer

Novi sekeluarga serta kakak-adiknya menjadi semakin curiga dengan kondisi “Eyang Putri”.

Sempat muncul anggapan dari sebagian anggota keluarga bahwa penyebab kondisi eyang yang sudah 80-an tahun itu karena hal supranatural.

Namun, pada akhirnya, “Eyang Putri” dibawa ke dokter spesialis saraf dan psikiater.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau