Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Efek Gigi Ompong? Ini 3 Hal yang Bisa Terjadi...

Kompas.com - 24/10/2024, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Penyebab gigi ompong beragam, meliputi perilaku kesehatan gigi yang buruk maupun pola makan tinggi gula yang mengakibatkan gigi berlubang dan harus dicabut; trauma pada gigi akibat kecelakaan; gum disease; serta kebiasaan merokok yang memperburuk kondisi gigi.

Baca juga: Pentingnya Jaga Kesehatan Gigi Anak Berkebutuhan Khusus

Jumlah orang dengan gigi ompong di Indonesia 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2023, proporsi gigi yang hilang/dicabut/tanggal di Indonesia mencapai 21 persen.

Gigi ompong memengaruhi individu di semua kelompok usia, termasuk mereka yang berada di usia produktif.

Kejadian terbanyak terjadi pada individu berusia 65 tahun ke atas, yaitu sebesar 46,5 persen.

Selanjutnya, gigi ompong banyak dialami kelompok usia 55-64 tahun sebesar 37,2 persen, usia 45-54 tahun sebesar 26,4 persen, dan usia 35-44 tahun sebesar 18 persen.

Meskipun orang yang memiliki gigi ompong cukup signifikan, penggunaan gigi palsu di Indonesia hanya 3,1 persen.

Dalam survei yang sama menunjukkan bahwa 91,9 persen orang yang disurvei belum pernah mengunjungi dokter gigi karena berbagai alasan, termasuk tidak pernah merasakan sakit gigi, merasa tidak perlu, atau memilih untuk mengobati diri sendiri.

Padahal, penggunaan gigi palsu bisa menjadi solusi mengatasi efek gigi ompong.

“Penggunaan gigi palsu atau gigi tiruan menjadi salah satu solusi dalam menggantikan peran gigi yang hilang agar individu tetap dapat berbicara, mengunyah, dan menelan dengan baik," ungkapnya.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Ahli

Gigi palsu juga menjadi penopang bagi otot-otot wajah, sehingga dapat mempertahankan struktur wajah secara keseluruhan.

"Secara umum, perawatan gigi palsu ini relatif mudah dan tidak membutuhkan operasi, alias sifatnya non-invasive," ucapnya.

"Namun pembuatannya, atau solusi lain, akan direkomendasikan oleh dokter setelah melihat kondisi kesehatan pasien secara komprehensif,” imbuhnya.

Memahami pentingnya akses terhadap perawatan gigi palsu, Polident mengumumkan inisiatif penyediaan akses gigi palsu kepada individu yang membutuhkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan rencana untuk melakukan ekspansi program ke kota lainnya di Indonesia.

"Harapannya, program dari Polident ini meningkatkan akses masyarakat terhadap gigi palsu, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut," kata Dhanica Mae Dumo-Tiu, General Manager Haleon Indonesia.

"Dengan adanya program ini, diharapkan lebih banyak orang dapat memperoleh manfaat dari penggunaan gigi palsu yang tepat,” tambahnya.

Baca juga: 5 Tip Menjaga Kesehatan Gigi, Cari yang Perawatannya Mudah dan Terjangkau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau