Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Efek Gigi Ompong? Ini 3 Hal yang Bisa Terjadi...

Kompas.com - 24/10/2024, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) drg. Murti Indrastuti M.Kes., Sp. Pros (K) mengatakan bahwa gigi ompong bisa memengaruhi kemampuan fisik dan estetika wajah.

"Jika kehilangan gigi dibiarkan dalam waktu lama, dampaknya akan mempengaruhi kemampuan fisik serta estetika wajah," kata Murti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (24/10/2024).

Baca terus artikel ini yang akan memberikan ulasan mengenai beberapa efek gigi ompong.

Baca juga: 12 Masalah Kesehatan Gigi yang Paling Sering Terjadi

Efek gigi ompong

Setidaknya ada tiga efek gigi ompong yang harus diperhatikan, menurut Murti, yaitu sebagai berikut:

  • Kemampuan berbicara menurun

Kehilangan gigi dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam berbicara.

"Saat kehilangan satu atau beberapa gigi, cara pelafalan ketika berbicara bisa berubah dan pengucapan menjadi kurang jelas, sehingga mengganggu komunikasi sehari-hari," jelasnya.

  • Sulit mengunyah dan menelan

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa kehilangan gigi juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengunyah dengan baik, sehingga membatasi jenis makanan yang bisa dikonsumsi.

Hal ini juga berpotensi menyebabkan kurangnya kecukupan gizi karena sulitnya mengonsumsi makanan yang bervariasi.

"Hal ini tentu perlu dihindari, utamanya bagi kelompok usia tertentu yang membutuhkan asupan nutrisi yang tetap tercukupi setiap harinya," ungkapnya.

Tak hanya itu, menurutnya, keterbatasan ketika makan ini juga bisa membuat seseorang merasa terasing dari berbagai pengalaman sosial dan terhalang untuk menikmati makanan favoritnya dengan orang-orang terdekat.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Saat Puasa

  • Perubahan struktur wajah

Efek ketiga, gigi ompong yang dibiarkan dalam jangka panjang dapat mengubah struktur wajah.

"Tanpa gigi, tulang rahang lambat laun akan menyusut, membuat wajah terlihat lebih tua dan cekung, yang berpengaruh pada penampilan seseorang," ujarnya.

Murti menjelaskan bahwa kehilangan gigi menyebabkan otot-otot wajah kehilangan penopangnya, yang berakibat pada tampilan wajah yang lebih berkerut dan terlihat lebih tua.

"Perubahan ini mengakibatkan perubahan fisik pada wajah, seperti sudut mulut yang menurun, penipisan bibir, tampilan bibir atas yang lebih panjang, serta hidung yang tampak lebih besar karena hilangnya dukungan pada bibir atas," paparnya.

“Kehilangan gigi itu bisa menimpa individu di semua rentang usia dengan berbagai penyebab," imbuhnya.

Penyebab gigi ompong beragam, meliputi perilaku kesehatan gigi yang buruk maupun pola makan tinggi gula yang mengakibatkan gigi berlubang dan harus dicabut; trauma pada gigi akibat kecelakaan; gum disease; serta kebiasaan merokok yang memperburuk kondisi gigi.

Baca juga: Pentingnya Jaga Kesehatan Gigi Anak Berkebutuhan Khusus

Jumlah orang dengan gigi ompong di Indonesia 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2023, proporsi gigi yang hilang/dicabut/tanggal di Indonesia mencapai 21 persen.

Gigi ompong memengaruhi individu di semua kelompok usia, termasuk mereka yang berada di usia produktif.

Kejadian terbanyak terjadi pada individu berusia 65 tahun ke atas, yaitu sebesar 46,5 persen.

Selanjutnya, gigi ompong banyak dialami kelompok usia 55-64 tahun sebesar 37,2 persen, usia 45-54 tahun sebesar 26,4 persen, dan usia 35-44 tahun sebesar 18 persen.

Meskipun orang yang memiliki gigi ompong cukup signifikan, penggunaan gigi palsu di Indonesia hanya 3,1 persen.

Dalam survei yang sama menunjukkan bahwa 91,9 persen orang yang disurvei belum pernah mengunjungi dokter gigi karena berbagai alasan, termasuk tidak pernah merasakan sakit gigi, merasa tidak perlu, atau memilih untuk mengobati diri sendiri.

Padahal, penggunaan gigi palsu bisa menjadi solusi mengatasi efek gigi ompong.

“Penggunaan gigi palsu atau gigi tiruan menjadi salah satu solusi dalam menggantikan peran gigi yang hilang agar individu tetap dapat berbicara, mengunyah, dan menelan dengan baik," ungkapnya.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Ahli

Gigi palsu juga menjadi penopang bagi otot-otot wajah, sehingga dapat mempertahankan struktur wajah secara keseluruhan.

"Secara umum, perawatan gigi palsu ini relatif mudah dan tidak membutuhkan operasi, alias sifatnya non-invasive," ucapnya.

"Namun pembuatannya, atau solusi lain, akan direkomendasikan oleh dokter setelah melihat kondisi kesehatan pasien secara komprehensif,” imbuhnya.

Memahami pentingnya akses terhadap perawatan gigi palsu, Polident mengumumkan inisiatif penyediaan akses gigi palsu kepada individu yang membutuhkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan rencana untuk melakukan ekspansi program ke kota lainnya di Indonesia.

"Harapannya, program dari Polident ini meningkatkan akses masyarakat terhadap gigi palsu, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut," kata Dhanica Mae Dumo-Tiu, General Manager Haleon Indonesia.

"Dengan adanya program ini, diharapkan lebih banyak orang dapat memperoleh manfaat dari penggunaan gigi palsu yang tepat,” tambahnya.

Baca juga: 5 Tip Menjaga Kesehatan Gigi, Cari yang Perawatannya Mudah dan Terjangkau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau