Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggantian Sendi Lutut Total Opsi Penanganan Osteoartritis pada Pasien Lansia

Kompas.com - 03/12/2024, 08:06 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-Penggantian sendi lutut total (total knee replacement/TKR) merupakan salah satu opsi penanganan osteoartritis pada pasien berusia lanjut.

Dokter spesialis ortopedi di Rumah Sakit Siloam Mampang Prof. Dr. dr. Andri Lubis, Sp.OT (K), dalam siaran pers yang ditulis Antara menjelaskan, TKR adalah prosedur bedah untuk mengganti sendi lutut yang rusak akibat osteoartritis dengan protesa atau implan buatan.

Prosedur bedah itu, kata Andri, utamanya ditujukan untuk mengurangi rasa sakit akibat kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi lutut agar pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Apakah Penderita Osteoarthritis Boleh Naik Turun Tangga?

Prosedur penggantian sendi lutut total direkomendasikan dilakukan kalau penanganan pasien menggunakan obat-obatan, fisioterapi, atau injeksi dinilai kurang efektif.

"TKR merupakan opsi terakhir bagi pasien osteoartritis yang gejalanya sudah parah dan tidak dapat lagi diatasi dengan obat-obatan atau terapi fisik," kata Prof. Andri.

Prosedur penggantian sendi lutut total disarankan bagi pasien berusia di atas usia 65 tahun yang mengalami penurunan kualitas hidup signifikan akibat nyeri lutut kronis.

"Pada pasien di bawah usia 65 tahun, TKR adalah pilihan terakhir, mengingat risiko jangka panjang dan kemungkinan perlu dilakukan prosedur ulang setelah beberapa tahun," katanya.

Pada pasien osteoartritis yang lebih muda, pendekatan non-bedah atau prosedur alternatif lebih diutamakan.

Prosedur 

Salah satu elemen penting dalam prosedur TKR adalah pemilihan jenis anestesi. Anestesi spinal atau epidural sering dipilih karena dapat memberikan kenyamanan lebih bagi pasien selama dan setelah operasi.

"Anestesi spinal epidural memastikan obat-obatan dapat terus masuk ke tubuh secara berkelanjutan, yang membantu mengurangi rasa sakit pascaoperasi dan meningkatkan kenyamanan pasien," kata Andri.

Di samping itu, penggunaan jenis anestesi ini dapat mengurangi risiko komplikasi terkait anestesi umum seperti gangguan pernapasan.

Sebagaimana prosedur bedah lainnya, pelaksanaan TKR juga berisiko. Risiko utamanya adalah infeksi dan masalah terkait pembekuan darah seperti deep vein thrombosis (DVT) dan emboli paru-paru.

Guna meminimalkan risiko infeksi dan komplikasi lainnya, pasien harus menjaga kebersihan dengan seksama sebelum operasi.

Pemantauan pascaoperasi ketat juga diperlukan untuk mengurangi kemungkinan terjadi pembekuan darah.

"Kami berupaya meminimalkan risiko tersebut dengan berbagai langkah pencegahan yang ketat, baik selama prosedur maupun setelahnya," kata Andri.

Baca juga: 8 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Osteoarthritis

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau