KOMPAS.com - Telur rebus menjadi salah satu makanan yang dianggap menyehatkan. Bahkan, ada salah satu diet yang menganjurkan kita untuk mengonsumsi hanya telur rebus saja untuk menurunkan berat badan. Benarkah efektif?
Diet telur rebus fokus pada telur rebus sebagai asupan utama. Minimal kita mengonsumsi dua sampai tiga telur rebus per hari.
Beberapa selebritas dunia dikabarkan juga mengikuti diet ini untuk menjaga berat badannya, antara lain aktris Nicole Kidman.
Ada beberapa versi diet telur rebus, namun yang paling banyak diikuti adalah pola makan sebagai berikut:
Sarapan: Minimal dua telur dan satu jenis buah atau sayuran rendah kalori.
Makan siang: Telur atau protein tanpa lemak, serta sayuran.
Makan malam: Telur atau protein tanpa lemak, ditambah sayuran.
Secara keseluruhan, diet ini mengandung makanan sehat, tetapi bukan diet yang seimbang dan sehat.
Baca juga: Telur dan Kolesterol, Berapa Banyak Telur yang Aman Dikonsumsi?
"Diet telur rebus sangat ketat, sangat rendah kalori, dan hanya tren sesaat. Saya rasa Anda tidak boleh menjalani diet yang terobsesi dengan satu makanan," kata Lisa Young, PhD, RDN, ahli nutrisi dan penulis buku Finally Full, Finally Slim.
Jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, telur memang bahan makanan yang sehat. Tapi, bukan berarti telur jadi satu-satunya yang ada di piring kita. Asosiasi Jantung Amerika menyebutkan, orang sehat bisa menikmati satu telur per hari, sedangkan orang dewasa dengan kadar kolesterol normal maksimal mengonsumsi dua butir.
"Sarapan telur memang luar biasa karena bisa jadi makanan bernutrisi, tetapi mengonsumsi beragam jenis makanan adalah pola makan yang sehat," kata Young.
Nutrisi utama dalam telur adalah protein. Satu buah telur rebur berukuran agak besar mengandung 78 kalori, 6.3 gram protein, 5.3 gram lemak, 0.6 gram karbohidrat, dan 0 serat.
Baca juga: Kandungan Kuning Telur dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Efek samping diet telur rebus
Diet ini sangat rendah kalori dan membatasi banyak makanan berserat tinggi seperti biji-bijian utuh dan kacang-kacangan. Karena itu, ada risiko kita kekurangan serat.
Penderita penyakit kronis dan wajib mengonsumsi obat setiap hari, juga perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani pola makan yang ekstrem seperti diet telur.
Telur mengandung kolesterol. Dalam sebutir telur terkandung 186 miligram kolesterol. Sebuah penelitian menyebut, tambahan 300 miligram kolesterol dari makanan setiap hari, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung sampai 18 persen. Telur juga memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, yaitu 1.6 gram.
Meski begitu, menurut ahli nutrisi Amy Shapiro, kita tak bisa menuduh telur sebagai penyebab kolesterol naik.
"Karbohidrat sederhana dan gula merupakan penyebab naiknya kolesterol dan trigiliserida," katanya.
Namun, diet telur rebus tetap termasuk dalam fad diet yang biasanya tidak bisa diikuti untuk jangka panjang.
"Diet telur rebus bisa disebut sebagai diet karpet merah, yaitu jenis diet yang dicoba saat kita ingin melihat hasil dengan cepat dan kita tak masalah harus berpantang berbagai jenis makanan," kata Amy Shapiro.
Baca juga: Apakah Tubuh Membutuhkan Diet Detoksifikasi? Ini Ulasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.