Pada saat ini, warna urine menjadi kecoklatan seperti karat.
Baca juga: Apa Tanda-tanda Menjelang Kematian? Ini 12 Daftarnya...
Karena lebih sedikit makan dan minum, frekuensi buah air kecil dan besar menjadi lebih jarang.
Saat orang sekarat berhenti total makan dan minum, mungkin orang tersebut menjadi tidak membutuhkan buah air kecil maupun besar.
Saat menjelang kematian, sirkulasi darah di tempat-tempat seperti tangan, kaki, dan tungkai sangat rendah.
Itu dapat menyebabkan kulit dan anggota tubuh terasa dingin saat disentuh. Kulit juga tampak pucat.
Akhirnya, sirkulasi yang berkurang dapat menyebabkan kulit tampak berbintik-bintik biru keunguan.
Pada hari-hari terakhir menjelang kematian, otot-otot bisa menjadi sangat lemah.
Tugas sederhana seperti mengangkat segela air atau membalikkan badan di tempat tidur bisa menjadi sulit dilakukan.
Ini adalah salah satu ciri-ciri menjelang kematian yang paling umum lainnya.
Fluktuasi pernapasan bisa meliputi perubahan pernapasan, napas tersengal-sengal, atau jeda yang lama di antara napas.
Bahkan jika seseorang tidak memiliki penyakit paru-paru, orang yang sekarat bisa memiliki pernapasan tidak stabil.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Penderita Kanker Usus Besar Menjelang Kematian? Ini Ulasannya...
Otak tetap sangat aktif selama fase menjelang kematian.
Seseorang yang sedang sekarat biasanya mengalami saat-saat kebingungan atau inkoherensi.
Hal ini umum muncul sebagai sikap agresif, kecemasan, hingga bisa membuat berkeringat, sakit perut, mual, susah tidur, sesak napas, dan jantung berdebar-debar.
Rasa sakit merupakan gejala umum yang dialami menjelang akhir hayat, meskipun dapat berbeda-beda pada setiap orang.