KOMPAS.com - Buka puasa kerap menjadi momen balas dendam setelahseharian menahan lapar dan haus.
Kebiasaan tersebut dinilai kurang baik karena dapat membebani sistem pencernaan dan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.
Baca juga: PAFI Dorong Generasi Muda Peduli Kesehatan Jantung
Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Pusat Mozes Wambrauw Simbiak, S Farm, mengingatkan bahwa makan berlebihan saat berbuka bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Menurutnya, makan terlalu banyak dalam waktu singkat bisa membebani sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan lambung.
Baca juga: PAFI Jelaskan Bahaya Kurang Minum Air bagi Kesehatan Tubuh
“Selain itu, lonjakan gula darah yang drastis juga berisiko bagi penderita diabetes,” ujar Mozes dilansir dari https://pafikotatanjungbalai.org.
Mozes melanjutkan, kebiasaan tersebut juga bisa membuat tubuh terasa lemas dan mengantuk. Bahkan, bisa berdampak pada perut kembung dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pasalnya, saat perut kosong seharian, organ pencernaan bekerja lebih lambat. Jika langsung diisi dalam jumlah besar, proses pencernaan jadi terganggu.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula dalam jumlah banyak juga bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang.
Baca juga: PAFI Jelaskan Bahaya Kurang Minum Air bagi Kesehatan Tubuh
“Pola makan tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, dan gangguan metabolisme jika sering dilakukan,” tuturnya.
Untuk menghindari risiko tersebut, Mozes menyarankan masyarakat agar makanan berbuka dilakukan secara bertahap untuk membantu tubuh menyesuaikan diri tanpa membebani pencernaan.
Masyarakat sebaiknya mengonsumsi air putih dan kurma saat mulai berbuka. Selanjutnya, tunggu beberapa menit sebelum mengonsumsi makanan utama.
Porsi makan juga perlu dikendalikan agar tubuh tidak kelebihan kalori. Makan dalam jumlah cukup lebih baik daripada langsung makan besar. Jika masih lapar, Anda bisa makan kembali setelah tarawih.
“Puasa bukan hanya menahan lapar, melainkan juga mengajarkan keseimbangan dalam menjaga kesehatan,” tutur Mozes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.