KOMPAS.com - Kuku terdiri dari lapisan protein yang disebut keratin dan berfungsi sebagai pelindung jari tangan dan kaki.
Kuku rapuh atau onychoschizia adalah masalah umum yang menyebabkan kuku lunak, tipis, atau pecah.
Menurut American Osteopathic College of Dermatology (AOCD), kuku rapuh lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Dalam banyak kasus, orang dengan kuku rapuh dapat disembuhkan.
Baca juga: Kenali Beragam Penyebab Kuku Rapuh dan Mudah Patah
American Osteopathic College of Dermatology (AOCD) mengklasifikasi kuku rapuh dalam dua kategori: kering rapuh dan lunak rapuh.
Kuku kering rapuh terjadi akibat kurangnya kelembapan.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh pencucian kuku berulang dan pengeringan kuku.
Di sisi lain, kuku yang terlalu lembap bisa mengakibatkan kuku menjadi lunak rapuh.
Adapun penyebab lain yang menyebabkan kuku rapuh antara lain:
Selain perubahan fisik pada kuku yang melunak, tipis, atau pecah, terdapat gejala lain yang bisa menyertai, di antaranya:
Baca juga: Kuku Berwarna Kuning, Kenali Penyebab dan Cara Memutihkannya
Terdapat perawatan terbatas dan obat-obatan untuk kuku rapuh.
Namun, tips perawatan di rumah berikut dapat membantu memperkuat kuku:
Kuku rapuh umumnya bukan hal yang membahayakan. Namun, segera hubungi dokter jika melihat gejala tambahan yang menyertainya, seperti:
Baca juga: 6 Cara Memotong Kuku yang Benar Menurut Ahli Dermatologi
Seiring bertambahnya usia, merawat kuku dengan baik dapat membantu mencegah kuku rapuh.
Kiat-kiat berikut dapat membantu mencegah kuku rapuh:
Rata-rata kuku orang dewasa tumbuh sekitar 3,47 milimeter per bulan.
Kuku kaki tumbuh jauh lebih lambat, dengan kecepatan 1,62 milimeter per bulan.
Umumnya dibutuhkan sekitar 6 bulan untuk kuku orang dewasa tumbuh sepenuhnya dan sekitar 12 bulan untuk kuku kaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.